Warta

Ulama Sebaiknya Netral

NU Online  ·  Jumat, 25 Juni 2004 | 03:18 WIB

Semarang, NU Online
Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh mengemukakan, ulama dan umara (pemerintah) merupakan pengayom masyarakat. Karena itu, diharapkan untuk bersikap netral atau bisa menjaga jarak terhadap semua kelompok.

Pernyataan tersebut disampaikan pada diskusi bersama ulama se-Jateng dalam rangkaian Orientasi Kader Ulama Angkatan III MUI Jateng di Hotel Dibya Puri, semalam. Selain KH Sahal, hadir pula Gubernur Jateng H Mardiyanto, Wagub Drs H Ali Mufiz MPA, sejumlah rektor dan perwakilan ulama se-Jateng. Acara itu berlangsung pada 24 - 27Juni.

<>

Kiai karismatik yang juga Ketua Umum MUI itu, tidak secara langsung menyinggung kenetralan ulama dalam menentukan pilihan politiknya pada pemilu presiden dan wakil presiden mendatang. Kendati dia mengakui, sejumlah pengurus MUI Pusat juga menjadi tim sukses dari kelima pasangan capres/cawapres.

Dia mengemukakan, maksud idealnya ulama dan umara bersikap netral bukan berarti mereka dilarang mempunyai pilihan. "Saya juga punya pilihan dan akan menggunakan hak pilih saya pada pemilu mendatang. Akan tetapi mengenai siapa pilihannya, itu rahasia," ujar pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati itu.

Apa yang dimaksudkan netral adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dengan bersikap profesional dan proporsional. Dia mengatakan, pada rapat MUI yang digelar Selasa lalu, semua pengurus datang dan menyampaikan pikiran dari persoalan keagamaan sampai kebangsaan termasuk masalah politik kenegaraan.(mkf/sm)