Semarang, NU Online
Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh mengemukakan, ulama dan umara (pemerintah) merupakan pengayom masyarakat. Karena itu, diharapkan untuk bersikap netral atau bisa menjaga jarak terhadap semua kelompok.
Pernyataan tersebut disampaikan pada diskusi bersama ulama se-Jateng dalam rangkaian Orientasi Kader Ulama Angkatan III MUI Jateng di Hotel Dibya Puri, semalam. Selain KH Sahal, hadir pula Gubernur Jateng H Mardiyanto, Wagub Drs H Ali Mufiz MPA, sejumlah rektor dan perwakilan ulama se-Jateng. Acara itu berlangsung pada 24 - 27Juni.
<>Kiai karismatik yang juga Ketua Umum MUI itu, tidak secara langsung menyinggung kenetralan ulama dalam menentukan pilihan politiknya pada pemilu presiden dan wakil presiden mendatang. Kendati dia mengakui, sejumlah pengurus MUI Pusat juga menjadi tim sukses dari kelima pasangan capres/cawapres.
Dia mengemukakan, maksud idealnya ulama dan umara bersikap netral bukan berarti mereka dilarang mempunyai pilihan. "Saya juga punya pilihan dan akan menggunakan hak pilih saya pada pemilu mendatang. Akan tetapi mengenai siapa pilihannya, itu rahasia," ujar pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati itu.
Apa yang dimaksudkan netral adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dengan bersikap profesional dan proporsional. Dia mengatakan, pada rapat MUI yang digelar Selasa lalu, semua pengurus datang dan menyampaikan pikiran dari persoalan keagamaan sampai kebangsaan termasuk masalah politik kenegaraan.(mkf/sm)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua