Warta

Ulama Aceh: 'RI-GAM Harus Ikhlas Ciptakan Perdamaian'

NU Online  ·  Jumat, 25 Februari 2005 | 13:58 WIB

Bireun, NU Online
Sejumlah ulama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengharapkan pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ikhlas menciptakan perdamaian di bumi Serambi Mekah.

''Kita harapkan semua pihak ikhlas melakukan perdamaian, supaya masa depan Aceh lebih cerah. Tinggalkan yang sudah-sudah, pasca tsunami ini kita ambil momentum untuk berbaik-baik kepada semua pihak untuk menyepakati hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak,'' tandas ketua PWNU NAD Teungku Nuruz Zahri Yahya kepada NU Online Aceh Jumat (25/2) pagi.

<>

Harapan senada diungkapkan Teungku Hassanoel Basry HG, pimpinan Pesantren Ma'hadul 'Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI), pesantren terbesar di Bireun dengan jumlah santri lebih dari 1600. Teungku yang akrab disapa Walid ini  berharap perdamaian segera tercipta. ''Kita doakan semoga berhasil, tapi yang kita takutkan ada juga ujung-ujungnya takut tidak ada keterusan (tindak lanjut, red) seperti yang lalu-lalu, tapi yang diharapkan berhasil karena rakyat Aceh sudah cukup menderita. Sudah terlalu lelah dan cape,'' tegasnya.

Menurut Teungku Hassanoel Basry HG, kedua belah pihak baik pemerintah RI maupun GAM harus serius membangun Aceh. ''Ke depan harus serius. Kalau mau membangun Aceh harus yang bermartabat dan yang Islami. Itu yang penting,'' tandas Walid seraya menyayangkan sikap pemerintah yang selama ini tidak melibatkan pesantren untuk membangun Aceh pasca tsunami.

Lebih lanjut Teungku Nuruz Zahri Yahya yang juga akrab disapa Walid NU mengungkapkan selama ini rakyat Aceh sudah terlalu lelah akibat operasi militer, operasi sipil darurat militer dan ditambah lagi dengan bencana tsunami.''Rakyat Aceh sudah terlalu lelah dengan operasi militerr, operasi sipil darurat militer ditambah lagi bencana tsunami ini mari kita mulai babak baru, tinggalkan yang sudah untuk menata kembali kehidupan rakyata Aceh ini.''

Ketika didesak apa harapan ulama dan masyarakat Aceh, dengan tegas pimpinan pondok pesantren Ummul Aiman Bireun Aceh ini mengatakan, ''Masyarakat mengharapkan semua keputusan di sana itu bisa membawa penghidupan  yang lebih cerah untuk masa masa mendatang. Itu harapan mereka. Semua pihak berbesar hati, marilah berbesar hati dengan hasil yang sedang dirundingkan oleh semua pihak, supaya dapat mensejahterakan rakyat Aceh. Sudah lelah masyarakat Aceh. Dan bisa membangun Aceh secara ril terutama di bidang pendidikan. Pendidikan Aceh sekarang diharapkan penuh dengan simbol ke-Acehan, dengan simbol ke-Islamannya, dengan simbol ke-Indonesiaannya dan dengan simbol internasionalnya.''

Walid NU juga mengungkapkan sumber daya alam Aceh sungguh sangat bagus, sangat banyak. ''Lihat saja hamparan sawah yang begitu luas dengan padinya, begitu juga tanaman lainnya. Sumber daya alam yang ada di Aceh belum dimanfaatkan secara optimal. Ini tak lepas karena kurangnya sumber daya manusia. Hal itu terjadi karena konflik yang berkepanjangan, maka yang pintar-pintar segera hijrah ke luar. Yang tinggal di sini orang-orang yang kurang,'' ujarnya.

Dengan tegas Walid NU mengatakan semua pihak harus ikhlas menciptakan perdamaian dan membuang kepentingan pribadi maupun kelompok. ''Ya, harus ada keikhlasan baik dari GAM maupun RI sendiri. Duduk berunding untuk membicarakan apa kepentingan rakyat Aceh. Jangan kepentingan pribadi dan kelompok,'' tandasnya menambahkan.

Bantuan di Bireun

Sementara itu PBNU dalam kunjungannya terkhirnya yang di jadwalkan selama seminggu (21-26/2), memberikan bantuan kepada pesantren Umul Ayman di Bireun pimpinan Teuku H. Nuruz Zahri Yahya, ketua PWNU NAD. Dalam kesempatan tersebut PBNU menyerahkan secara simbolik bantuan berupa daging dalam kaleng dan beasiswa kepada 4 pondok pesantren di Bireun dan 6 di daerah Pidie. Pondok pesantren tersebut adalah ponpes Ummul Ayman, Raudatut Mubaroh, Ihyauil Ulum, Darul Mutaqin dan beberapa pesantren di Pidie yakni ponpes Babul Ilmi, Badrud Dayah, Sirajul HUda, Darus Salam, Darul Islam, dan Darus Salamah.

"Bantuan tersebut bukan yang terakhir dilakukan oleh PBNU, bulan kedepan bantuan masih akan diberikan. Insya Allah PBNU tanggal 8 Maret akan berkunjung kembali ke Aceh untuk memberikan bantuan kepada pesantren lainnya yang ada di Nangoe Aceh Darussalam. Dan kunjungan kali ini juga untuk melakukan pendataan supaya bantuan yang diberikan oleh PBNU kedapan lebih fokus," ungkap Koordinator PBNU Peduli Tsunami, Taufiq R Abdullah kepada NU Online seraya mengakhiri pembicaraan. (cih)

Â