Warta

Tugas Ulama Lebih Sulit Dibanding Profesor

NU Online  ·  Kamis, 18 Februari 2010 | 02:17 WIB

Padangpariaman, NU Online
Tugas ulama jauh lebih sulit dibanding seorang profesor. Ulama merupakan panutan umat yang siap melayani umat 24 dan kerjanya dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan tanpa mengharapkan upah dari manusia. Semuanya dikembalikan kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa.

Wakil Bupati Padang Pariaman, Drs H Ali Mukhni, mengatakan hal itu ketika memberikan sambutan pada  pengukuhan gelar Amsori sebagai Tuanku Basa, warga Sungai Pua Tanjung Mutih Nagari Koto Dalam di Pondok Pesantren Dinul  Ma’aruf Kampung Tanjung Nagari Kudu Ganting, Kecamatan V Koto Timur, Rabu (17/2).<>

Dikatakan, ulama berbeda dengan seorang profesor yang mendapatkan gaji besar dan diterimanya setiap bulan. Apabila dikaji secara agama, pahala seorang ulama yang kerjanya mengajar anak mengaji membaca Al-Qur’an dan mengajar cara shalat, jauh lebih besar pada sisi Allah SWT, dibandingkan dengan menjadikan seseorang sebagai profesor.

Ia menambahkan, mencetak ulama juga lebih sulit. Pengukuhan gelar tuanku di Sumatera Barat khususnya, sebagai gelar orang yang paham akan ajaran agama Islam sangat sedikit apabila dibandingkan dengan pengukuhan gelar di sekolah umum.

“Kita berharap kepada Amsori Tk. Basa, agar senantiasa menjaga dan memelihara gelar yang disandang dan bisa sebagai suluh bendang dalam nagari. Kalau akan pergi tempat bertanya dan kalau kembali sebagai tempat berberita,” ujar Ali Mukhni.

Ikut memberikan nasehat dan amanah Tuanku Mudo Ismet,  dari Koto Tuo, Kabupaten Agam, seorang ulama panutan di Sumatera Barat. Tuanku Ismet, meminta kepada Amsori Tk. Basa, supaya beramal dengan Ahlussunah wal Jama’ah. Jangan puas dengan ilmu yang sudah ada, usahakan selalu menambah ilmu.

“Saya minta jangan mudah berubah paham dari Ahlussunah wal Jama’ah, bimbinglah umat kepada yang benar, ajaklah mereka kepada berbuat kebaikan dan cegah mereka dari pada berbuat kemungkaran,” ucap Tk. Mudo Ismet. (arm)