Jakarta, NU Online
Mantan wakil presiden RI Try Sutrisno mengingatkan para pelaku politik negeri ini untuk kembali kepada sistem yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Keberhasilan dalam menata sistem politik tidak bisa diukur dengan standar sistem yang ada di negara lain.
“Kita harus punya sistem sendiri, baik fisik maupun non fisik; bahkan tidak perlu mencontoh karena kita punya Pancasila,” katanya dalam diskusi bertajuk “Amandemen UUD 45 dalam Dimensi Sosial, Ekonomi Politik” di kantor PBNU, Kamis (19/7).&<>lt;/p>
Dikatakannya, praktek komunisme di Indonesia terbukti tidak bisa bertahan dalam suasana kebatinan banga Indonesia. Alih-alih memperbaiki tata kenegaraan Indonesia, faham asing itu justru mengganggu stabilitas negara.
”Kita tidak belajar dari masa lalu. Sistem liberal pun pada akhirnya bertemu dengan komunis, sama-sama mempertanyakan keberadaan Tuhan,” katanya.
Sejak berakhirnya Orde Baru dan dimulainya era reformasi, tatanan politik Indonesia cenderung mengarah kepada sistem politik yang liberal. Itu pun dengan model yang sangat bebas dan terbuka dari intervensi asing.
”Pada umumnya negara-negara maju tidak sebebas di Indonesia. Di sini partai politik terlalu bebas. Pemerintahan menjadi tidak efektif,” katanya.
Sementara amandemen UUD 1945, kata Try, cenderung acuh terhadap aspek pertahanan dan keamanan. Padahal ancaman pertahanan dan keamanan datang dari berbagai lini kehidupan berbangsa, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri.
”Sekarang aspek pertahanan dan keamanan tidak seperti yang dibanggakan dulu. Narkotika bisa bebas beredar. Ada terorisme, gerakan sparatis dan lain-lainnya yang mengancam NKRI dan UUD 45,” katanya.(nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua