Tim Sukses Cagub Jatim Diingatkan untuk Tidak “Menjual Kiai”
NU Online · Kamis, 16 Oktober 2008 | 00:01 WIB
Maraknya poster kiai yang memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Timur, membuat resah Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Miftachul Akhyar. Apalagi poster dan baliho dalam ukuran sangat besar banyak bertebaran di pertigaan jalan-jalan protokol.
Kiai Miftah mengingatkan para tim sukses untuk tidak “menjual kiai” dalam memenangkan jagoan masing-masing. “Kepada para tim sukses, saya minta agar tidak memampang foto-foto para ulama itu secara vulgar, seperti selebritis,” katanya kepada NU Online di Kantor PWNU Jawa Timur, Rabu (15/10).<>
Alasannya, agar para ulama itu tidak tercerabut dari habitatnya. “Saya yakin, para ulama itu juga tidak ingin dirinya ditampilkan seperti itu. Ini hanya karena ulah para tim sukses saja yang ingin jagonya menang,” tegas Kiai Miftah.
Banyaknya poster dan baliho bergambar kiai saat ini mengingatkan kenangan ketika Ketua PWNU Jawa Timur (kala itu) H Ali Maschan Moesa menjadi bintang iklan Kompas. Banyak gambar Ali yang menggambarkan pendukung koran Kompas terpampang di sudut-sudut jalan.
Kala itu PWNU Jawa Timur ’geger’. Banyak kiai yang protes dan menuduh yang macam-macam. Sampai-sampai Kiai Miftah tidak tega menyampaikan tuduhan itu kepada Ali. Kini peristiwa itu kembali terulang, hanya dengan momentum yang berbeda.
Menurut Kiai Miftah, seharusnya para kiai menampilkan wajah-wajah yang teduh dan mengayomi kepada umat, bukan malah memancing dugaan orang untuk menimbulkan tanda tanya, seperti yang pernah dijalani Ali Maschan kala itu. Padahal keberadaan poster-poster Pilkada itu juga belum tentu menguntungkan, baik kepada NU maupun kepada kiai yang bersangkutan.
Persoalan lain yang menjadi perhatian dari Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Kedungtarukan Surabaya itu adalah adanya kesan kuat telah terjadi pergeseran fungsi sebagian kiai. Rupanya sebagian kiai saat ini sudah sedikit digeser sebagai juru bicara kandidat cagub-cawagub. "Kalau ada komentar dari masyarakat, yang nanggapi malah kiai. Mestinya ini kan tugasnya tim sukses,” sergah Kiai Miftah.
Dalam Pilgub Jawa Timur posisi PWNU tetap berada di tengah. Ibarat sebagai juri yang bersikap netral, tidak membela salah satu dan berhak memberikan teguran apabila ada salah satu kandidat yang dinilai melanggar ketentuan permainan. “Kita sebagai juri kan berhak mengingatkan. Apa juri itu harus diam saja saat melihar ada kecurangan?” tanya Kiai Miftah.
Kiai Miftah mengaku dirinya tidak pilih kasih dalam memberikan teguran. Tim lain yang diduga melakukan pelanggaran juga telah lebih dulu ia peringatkan. Bahkan pihaknya telah beberapa kali melakukan diskusi dengan Ketua Umum PBNU. “Alhamdulillah, mereka terbuka kepada kami,” jelasnya. (sbh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua