Warta

Terkait Pabrik Semen di Pati, NU Harus Mendengar Warga

NU Online  ·  Sabtu, 9 Oktober 2010 | 08:07 WIB

Pati, NU Online
Terkait kontroversi rencana PT. Semen Gresik untuk melakukan penambangan dan pembangunan pabrik semen di kawasan pegunungan Kendeng, Sukolilo, Pati, Ketua PBNU Mohamad Imam Aziz menekankan agar dalam mengambil keputusan para pengurus NU berpijak pada prinsip kemaslahatan.

Hal itu menanggapi pernyataan Rais Syuriah NU Cabang Pati, KH Asmu’i Syadzali, bahwa NU Pati menyetujui dan meminta agar proyek semen yang sempat terhenti setahun terak<>hir dilanjutkan.

Sejak beberapa tahun terakhir, rencana penambangan semen di Sukolilo menuai kontroversi. Sejumlah kalangan masyarakat menolak penambangan, karena dianggap bisa merusak ekosistem di wilayah tersebut. Ada ratusan mata air di pegunungan Kendeng yang selama ini mengairi sungai dan sawah warga, dan warga khawatir jika proyek semen dilanjutkan, mata air-mata air itu akan lenyap dan sawah-sawah akan kehilangan sumber air. Belum lagi ancaman banjir yang mungkin menerpa jika deretan bukit dan pegunungan itu lenyap ditambang.

Oleh karenanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Imam Aziz menyarankan agar NU Pati lebih dulu mendengar aspirasi warga sekitar sebelum mengambil keputusan. "Warga sekitarlah yang lebih tahu apa yang baik buat mereka. Mereka punya kearifan lokal yang harus didengar, karena mereka sudah hidup dan tinggal di sana beratus-ratus tahun," katanya.

Menurut Imam, harapan akan terciptanya lapangan kerja tidak lantas membuat semua pihak mesti menyetujui pembangunan pabrik semen. Karena di sisi lain, pembangunan itu akan menimbulkan kerusakan lingkungan--dan mungkin juga sosial. Apalagi jika menilik kaedah fikih, menghindari timbulnya kerusakan mesti lebih didahulukan ketimbang hasrat melahirkan kebaikan. "Dar'ul mafasid muqoddamun 'ala jalbil mashalih," jelasnya.

Imam Aziz menyayangkan kengototan pihak pemda Pati yang tetap menginginkan proyek itu dilanjutkan. Mantan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) yang lahir dan besar di Pati ini juga menangkap adanya kecenderungan pihak pemda dan perusahaan menggunakan berbagai cara agar tujuannya berhasil, termasuk mempengaruhi tokoh-tokoh agama. "Dan NU, tentu saja, merupakan salah satu pihak yang diharapkan mendukung pemda dan semen," imbuhnya.

Namun Imam mengingatkan, sudah bukan zamannya pemerintah memaksakan kehendak terhadap warga. Pemerintah berkewajiban pertama-tama dan terutama menjamin hak hidup masyarakat sekitar, sesuatu yang selama ini cenderung diabaikan demi alasan pembangunan. (vic)