Teliti Wakaf Produktif, Kader Ansor Raih Gelar Doktor
NU Online · Kamis, 12 Januari 2012 | 04:10 WIB
Semarang, NU Online
Semua orang pasti telah mengenal Universitas Al-Azhar Asy-Syarif, Kairo, Mesir yang tela berusia 1.041 tahun itu. Selain para alumninya di Indonesia yang jadi orang-orang hebat, ada contoh kebaikan yang ingin dibawa salah satu alumninya, H Abdurrohman Kasi LC MSi yang juga Wakil ketua PC GP Ansor Demak
Pengelolaan wakaf secara produktif di universitas tersebut, diteliti Abdurrohman untuk disertasi doktornya di IAIN Walisongo. Karya tulisnya yang mengupas peran wakaf produktif dalam pengembangan pendidikan di almamaternya dulu itu, mengantarnya meraih gelar doktor di bidang hukum Islam IAIN Walisongo, kemarin. <>
Promotornya ialah Prof Dr KH Muhammad Tholhah Hasan dan Prof Dr Muhibbin MA. Sedangkan para penguji; Dr M Nafis MA, Prof Dr Abdul Hadi, Prof Dr Ahmad Gunaryo, Prof Dr Ibnu Hadjar, dan Dr Fadholan Musyaffa’ LC MA.
Dipaparkan Abdurrohman, Al-Azhar mampu membiayai operasional pendidikannya karena mempunyai aset wakaf yang banyak, benda bergerak maupun tetap. Diantaranya, saham di beberapa perusahaan, di bank dan properti, dan sertifikat investasi. Juga punya aparteman dan pemukiman yang disewakan kepada penduduk.
“Pengelolaan wakaf di Al-Azhar sangat produktif. Universitas ini memenej rumah sakit milik universitas untuk umum. Gedung dan auditorium kampus juga dikomersialkan. Hasilnya lebih dari cukup untuk gaji dosen dan karyawan, juga dana penelitian dan beasiswa akademik,” jelasnya.
Perguruan tinggi yang didirikan tahun 970 oleh khalifah Bani Fathimiyyah ini bisa membiayai sekolah dasar dan menengah, asrama mahasiswa, perpustakaan dan lembaga riset, selain operasional kampus Al-Azhar sendiri dengan segala kebutuhan internalnya.
Karena itulah Abdurrohman minta pemerintah Mesir jangan mengintervensi Al-Azhar, agar independensinya terjaga dan tetap menjadi milik umat Islam sedunia. Sehingga tetap bisa menjalankan fungsi kontrol sosial seperti yang telah dilakukan Al-Azhar selama ini.
Dia rekomendasikan pula agar lembaga wakaf yang ada di Indonesia meniru Al-Azhar yang memiliki reputasi internasional. Yang dibutuhkan hanya kemauan.
“Dalam lingkup Indonesia, Masjid Agung Demak yang memiliki aset sangat banyak, diantaranya tanah yang luas, selayaknya meniru Al-Azhar dalam mengelola wakaf secara produktif. Agar kelak Demak kembali menjadi pusat peradaban Islam seperti di masa lalunya,” pesannya.
Setelah dia bisa mempertahankan disertasinya itu dalam rapat senat terbuka terbatas ujian promosi doktor yang dipimpin Rektor IAIN Walisongo Semarang Prof Dr Muhibbin, Abdurrohman dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan (cum laude) dengan indeks prestasi komulatif (IP) 3,76.
H Abdurrohman Kasdi LC MSi menjadi doktor keenam yang diluluskan IAIN Walisongo Semarang. Promovenda kelahiran Pati, 25 Februari 1976 ini adalah menantu mantan Wakil Bupati Demak KH Muhammad Asyiq. Dia menikahi teman kuliahnya di Universitas Al-Azhar Mesir, Umma Farida yang merupakan putri M Asyiq.
Sebelum studi S-3 di IAIN Walisongo, Abdurrohman meraih gelar magister Studi Timur Tengah dan Islam dari Universitas Indonesia pada 2004. Sebelum kuliah S-1 di Kairo pada 1996, dia pernah ngicipi jurusan Peradilan Agama di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta selama dua tahun (1994-1996).
Dosen STAIN Kudus dan Universitas Islam Sultan Fatah (Unisfat) Demak ini juga alumni MAN 1 Pati dan sejak sekolah sudah menyenangi bahasa Arab dan Inggris. Sehingga dia sering mendapat kesempatan studi banding ke luar negeri atas undangan Depag RI.
Abdurrahman yang juga aktif di MUI Demak ini sudah banyak menulis buku maupun artikel di media massa dan jurnal ilmiah. Diantara buku karyanya adalah Sosiologi Hukum Islam, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, dan Dinamika Politik Islam: Studi Pemikiran dan Gerakan Ikhwanul Muslimin.
Bapak dua anak ini usai diberi ijazah doktor, diwejang oleh promotornya. KH Tholhah Hasan tiga hal. Dengan nada penuh haru, dilambari dalil dan doa yang membuat hadirin menahan tangis, Kiai Tolhah berpesan kepada promovenda agar selalu ingat keluarga, para kiai dan guru yang telah dan terus memberi dukungan serta doa kepadanya.
“Anda bisa meraih keberhasilan ini tidak sendirian. Ada banyak orang lain yang memberikan banyak hal kepada Anda hingga mendapat gelar tertinggi dalam akademik. Ibu Anda, istri Anda, mertua dan anak Anda. Juga para kyai dan guru-guru Anda. Ingatlah mereka selalu, yang telah mendoakan Anda,” tutur Kiai Tolhah kepada Abdurrohman yang langsung bermata sembab menahan keharuan.
Abdurrohman juga dipesan menjauhi penyakit orang yang sukses. Yaitu sombong, serakah dan hasud (dengki).
“Alhamdulillah, penantian dan jerih payah selama sekitar 3 tahun terobati setelah berhasil menempuh studi S3 ini. Terima kasih atas semua dukungan dan doa semua pihak kepada saya,” ujar Abdrurohman usai sujud syukur di depan para penguji.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Ichwan
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
3
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
4
Gencatan Senjata Israel-Hamas
5
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
6
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
Terkini
Lihat Semua