Warta

Syekh Wasil Pembawa Islam di Kediri

Jum, 25 September 2009 | 08:31 WIB

Kediri, NU Online
Wisata religi di Kediri, beberapa tahun belakangan ini marak bermunculan. Salah satunya adalah wisata sejarah Syekh Wasil, yang makamnya di belakang masjid Aulia, Setonogedong, Jalan Dhoho. Meskipun, sejarah tentang Syekh Wasil sendiri masih simpangsiur. Sejauh ini, belum ada catatan sejarah yang ditemukan secara utuh, tentang sejarah perjalanan hidup Syekh Wasil.

Tetapi para sejarawan meyakini bahwa Syekh Wasil merupakan tokoh penyebaran Islam yang terkenal di Jawa Timur, khususnya di Kediri pada zamannya, sekitar abad 12 M. Salah satu sejarawan yang memastikan bahwa Syekh Wasil adalah ulama atau imam besar pada sekitar abad ke-12 M adalah Prof Dr Habib Mustopho, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), yang melakukan penelitian tentang syech Wasil dengan basis data historis dan arkeologis.<>

Kesimpulan itu antara lain diperoleh dari prasasti berhuruf Jawa Kuno atau epigraf, yang terdapat di makam Syekh Wasil. Sayang sekali, bagian terakhir dari kalimat prasasti itu sudah terhapus oleh ulah tangan-tangan jahil. Akibatnya, kalimat pada sekian baris terakhir yang di antaranya menyebut tanggal dan tahun kematian Syekh Wasil, tidak bisa terbaca dengan baik. Padahal, prasasti itu sangat dibutuhkan.

Nama asli Syekh Wasil sampai sekarang belum ada kejelasan. Tetapi, seperti diwartakan Jawapos.com, masyarakat secara turun temurun menyebut beliau dengan nama Sulaiman Al-Wasil Syamsudin. Meski demikian, nama ini diduga merupakan nama panggilan yang berasal dari kesepakatan masyarakat, bukan nama aslinya.

Nama Al-Wasil berarti pengajar atau guru, diduga berasal dari sebutan masyarakat. Kata "Al-Wasil" terdapat dalam epigraf di makam tokoh tersebut. Sedangkan nama Syamsudin tercantum dalam sebuah sumber tertulis yang disimpan di Museum Pusat Jakarta.

Dari teks itu juga diketahui Maulana Ali Syamsudin membahas kitab musyarar atas permintaan Joyoboyo, Raja Kediri waktu itu. Namun setelah membahas kitab musyarar itu, Maulana Ali Syamsudin dikabarkan mukswa atau tiba-tiba hilang tanpa bekas. Hal serupa, terjadi dengan cerita Jayabaya yang mukswa, yang sekarang peninggalannya berada di Desa Menang, Kecamatan Pagu.

Ada yang menduga, Syekh Wasil merupakan wali asal Persia, orang pertama yang membawa agama Islam ke Kediri. Masa hidup syech Wasil setara dengan hidup pujangga Jawa ternama, Prabu Joyoboyo, yang petilasannya berada di Pamenang, Kediri.

Dua orang itu, meskipun mempunyai ajaran yang berbeda, Prabu Joyoboyo beragama Hindu dan Syekh Wasil bergama Islam, tetapi mereka bersahabat dan saling komunikasi, tidak saling berbenturan.

Bagi masyarakat sendiri, mereka adalah tokoh yang tidak bisa dilupakan. Sehingga selama ini mendapat perlakuan istimewa tidak hanya dari warga Kediri, tapi juga dari seluruh penjuru dunia. Mereka dianggap bagian dari sesepuh Kediri. (dar)