Jepara, NU Online
Momentum hari raya Idul Fitri menjadi saat yang paling tepat untuk saling bermaaf-maafan. Namun sayangnya pernyataan maaf di hari Lebaran itu sulit dijaga kelestariannya. Banyak hal kecil yang sering melunturkan makna maaf.
"Umat Islam harus tetap menjaga langgengnya maaf, setidaknya bisa diminimalisasi dengan mengurangi hobi menggunjing dan mengumpat," kata Drs H Hisyam Ali, Ketua Dewan Pertimbangan Wilayah (DPW) PPP Jawa Tengah, di hadapan ribuan simpatisan partai berlambang Ka'bah di desa Margoyoso, Kalinyamatan, Senin (6/10).
<>Ia mengisahkan seorang anak datang dari parantauan mudik ke kampung halaman. Singkat cerita si anak sungkem kepada orangtuanya. Setelah bermaaf-maafan, anak disuguhi makanan. Karena rasa makanan kurang sreg dihatinya akhirnya ia menggunjing. Padahal sebelumnya ia sudah meminta maaf dan dimaafkan.
Meski demikian, politisi dan kiai ini berpesan agar momentum yang fitri ini benar-benar dimanfaatkan untuk memaafkan terhadap sesama.
kontributor NU Online Syaiful Mustaqim melaporkan ribuan simpatisan PPP memadati aula gedung Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) di desa Margoyoso. Mereka datang dari penjuru kecamatan kalinyamatandalam acara halal bi halal yang di selenggarakan Pimpinan Anak Cabang (PAC) PPP Kalinyamatan.
H Zamroni, ketua PAC PPP Kalinyamatan menyatakan halal bi halal yang digelar siang itu merupakan momentum untuk saling memaafkan. Selain itu juga ajang konsolidasi partai untuk menyolidkan warga NU (Nahdliyin) yang bergabung di PPP. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua