Ketua Umum Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musholla atau disingkat Fahmi Tamami H Rhoma Irama, Rabu (30/12) siang sowan atau bersilaturrahmi dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi di kantor PBNU Jakarta. Rhoma Berencana akan meluaskan Fahmi Tamami ke sejumlah daerah.
”Saya bertemu beliau karena beliau kan pembina Fahmi Tamami. Rencananya kami akan ada deklarasi tapi sebelumnya akan ada pelantikan di beberapa provinsi dulu,” katanya usai bertemu KH Hasyim Muzadi.<>
Fahmi Tamami akan dideklarasikan lagi secara besar-besaran namun waktunya belum ditrentukan, kata Rhoma. Pihaknya baru berkonsentrasi mengembangkan organisasi ini ke sejumlah daerah di Indonesia.
Rhoma yang juga dijuluki Raja Dangdut dalam beberapa kesempatan menegaskan, Fahmi Tamami berupaya menyelamatkan masjid dan musholla dari gerakan Islam radikal. Dalam satu acara Fahmi Tamami di Jawa Timur yang dihadiri sejumlah kiai dan pengurus NU beberapa waktu lalu Rhoma menyatakan, Fahmi Tamami muncul karena adanya keresahan atas upaya pengambilalihan masjid oleh kelompok Islam radikal.
Menurutnya, gerakan itu mulai tumbuh dan berkembang di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). ''Indikasinya, muncul ritual-ritual baru di masjid, di luar yang biasa diajarkan Islam pada umumnya,'' ujarnya.
Modusnya, lanjut Rhoma, kalau ada masjid yang tidak memiliki unsur organisasi dengan jelas, perwakilan Islam radikal itu akan mengontrak rumah di sekitar masjid. Lantas, mereka menawarkan diri untuk menjadi pengurus masjid, guru mengaji, serta pendakwah. ''Sedikit demi sedikit mereka mulai mengafirkan, memfitnah, dan membidahkan ajaran dan tokoh-tokoh Islam,'' jelasnya.
Sejak saat itu, berbagai kajian dilakukan untuk meng-counter gerakan radikal tersebut. Akhirnya, Rhoma berinisiatif membentuk Fahmi Tamami yang didukung Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi. ''Ada tiga platform yang diusung. Yakni, keagamaan, kebangsaan, dan sosial masyarakat,'' paparnya.
Dia berharap agar ormas yang dibentuknya itu bisa menekan berbagai bentuk intervensi beribadah seseorang. Sebab, gerakan radikal tersebut mulai merangsek di bidang politik melalui pembentukan partai, menguasai dunia keagamaan melalui masjid, dan bidang pendidikan melalui akademisi. ''Khususnya buku, mereka menjadikan buku sebagai ujung tombak untuk merusak akidah keislaman masyarakat,'' tuturnya. (nam/sam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas Kenabian
2
Khilaf dan Kurang Cermat, PBNU Minta Maaf Telah Undang Peter Berkowitz
3
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
4
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
5
Mabes TNI Minta Masukan PBNU soal Rencana Pemindahan Makam Pahlawan Nasional ke Daerah Asal
6
Peristiwa Pengemudi Ojol Tewas Dilindas Polisi Picu Perlawanan Rakyat Lebih Besar
Terkini
Lihat Semua