Sosialisme yang satu jelas bukan sosialisme yang lainnya. Venezuela sekarang bersohib kental dengan China. Walau begitu, orang Venezuela lebih suka bicara tentang sosialisme mereka sendiri, yang mereka juluki ‘sosialisme untuk abad 21’.
BUKU merah karya Mao Zedong, pemimpin China zaman dulu, sudah sulit diperoleh di Venezuela. Sebelum presiden Hugo Chávez mengkhotbahkan revolusinya, di pasar loak Caracas buku merah itu masih berserakan. Tetapi sekarang sudah jarang terlihat. Di negara yang kata "revolusi" dengan mudah terlontar seperti ucapan selamat pagi, semua buku Mao dan Lenin sangatlah penting untuk dipelajari.<>
Â
Chávez memandang China sebagai saudara tua yang membantu memandirikan negaranya dari imperialisme Amerika. Yang ingin dicapai presiden Venezuela adalah minyak Venezuela ke China dan sebagai imbalannya teknologi serta modal China ke Venezuela.
Â
Bukan Tiruan
Â
Walau begitu, orang Venezuela tetap punya kebanggaan. Sosialisme mereka berbeda dan lebih cocok dengan zaman sekarang ketika tatanan dunia sudah jauh berbeda. Pada tatanan dunia ini bukan hanya Amerika yang berkuasa. Lagi pula, dunia sekarang sudah terbelah dalam pelbagai blok kekuasaan. Bukannya tanpa alasan kalau sosialisme à la Venezuela diberi nama sosialisme abad 21. Itu bukan semata-mata meniru sosialisme lain, juga bukan cuma meniru sosialismenya China.
Â
Tapi itu tidaklah berarti tidak ada persamaan. Demikian diungkapkan Mei Hung, pakar sosiologi yang baru menyelesaikan studinya. Dia juga dikenal sebagai Chávist, pengikut setia Chávez. "Mao ingin menghidupkan nasionalisme China dan memperjuangkan nasib orang miskin. Chávez juga begitu. Tapi kalau Mao melawan tuan tanah, maka Chávez justru melawan neo-liberalisme."
Â
Setan Terbesar: Neo-Liberalisme
Â
Itulah setan terbesar Venezuela: neo-liberalisme dengan "setan" Bush sebagai kepalanya. Justru dalam soal ini China malah tidak kelihatan. Begitu diungkapkan Gabriel Gil, presiden direktur CatiaTV, pemancar televisi pro Chávez di Caracas. Ia mengamati perkembangan China dengan was-was. "Sejak kematian Mao, di China berkembang semacam sosialisme pasar dan dengan begitu mereka menyimpang dari sosialisme yang sebenarnya."
Â
Menurut Gil, China mengizinkan terlalu banyak investor Amerika. Akibatnya China sepenuhnya bergantung pada imperialisme Amerika. Itulah contoh terbaik bagaimana sosialisme bisa begitu salah kaprah, kata Gil.
Â
Oscar Negrin bekerja untuk partai pimpinan Chávez, sebagai ketua RT di wilayah kumuh Manicomio. Ia berupaya mendirikan dewan tetangga dan komite-komite lain yang berupaya meningkatkan kesejahteraan warga Manicomio. Kalau kaum miskin dan kaum buruh bersatu dan mengangkat suara mereka, maka 'sosialisme abad 21' akan bisa berkembang, demikian Negrin.
Â
Kekuasaan untuk Rakyat
Â
Oscar Negrin tidak terlalu memikirkan 'sosialismenya China.' "Di Venezuela, imperialisme Amerika hanya membawa kelaparan dan kemiskinan. Saya berpendapat, sosialisme berhasil memperbaiki kehidupan di sini. Tetapi bisa saja kita berangkat menuju negara komunis, seperti China. Apa pun hasilnya nanti, yang penting kekuasaan harus tetap di tangan rakyat."
Â
Menurut Mei Hung yang keturunan Tionghoa kelahiran Venezuela, kedua negara saling ingin tahu bagaimana bentuk nasionalisme mereka masing-masing. "Di Venezuela berdatangan orang China untuk mempelajari sosialisme. Sebaliknya orang Venezuela bertandang ke China untuk hal serupa."
Sebagai Chávist, pengikut setia Hugo Chávez, Mei Hung yakin bahwa sosialismenya Venezuela yang lebih baik. Dan walau pun dia sendiri keturunan Tionghoa, ia tidak keberatan untuk menjelaskan kepada orang China apa yang terjadi di Venezuela. Dengan begitu dia bisa ikut membantu 'memperkaya dunia dengan gagasan sosialisme abad 21.' (kom/dar)
Laporan redaktur Radio Nederland Wereldomroep Marijke van den Berg dari Caracas
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua