Warta

Soal Pilgub Jateng, NU Brebes Bercabang

NU Online  ·  Senin, 14 April 2008 | 07:10 WIB

Brebes, NU Online
Mendekati Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub) 22 Juni 2008 mendatang, jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Brebes bersikap mendua.

Hal tersebut dibuktikan dengan perpecahan yang terjadi di tingkatan PCNU ataupun MWC maupun jajaran Badan otonomnya. "Kalau NU, secara organisatoris netral," ungkap Ketua PCNU Kab. Brebes H. Athoillah saat dijumpai NU Online di Gedung PCNU Ahad (13/4) kemarin.<>

Mengapa netral, lanjut Athoillah, NU tidak bisa mengusung kadernya maju dalam Pemilihan Kepala Daerah. "Jadi, kader NU yang memiliki kemampuan lebih, tidak bisa diusung oleh NU Secara formal untuk maju dalam kancah Pemilihan Gubernur, misalnya," ujarnya.

Sementara, kata salah seorang Pengurus PCNU Kab. Brebes yang tidak mau disebutkan namanya, dalam Pilgub mendatang terang-terangan mendukung Moh. Adnan.

"Ketika ada Kader NU yang muncul dan kepedulian kader NU tersebut terhadap NU sudah teruji, maka sudah selayaknya, Nahdliyin memberi dukungan kepada kader NU tersebut," ungkap pengurus tersebut.

Dari ketiga kader NU yang maju dalam pilgub Jateng, yakni Moh. Adnan, Agus Soeyitno dan HM Tamzil yang sudah teruji, menurut pengurus tadi adalah Moh. Adnan. "Diantara 3 kader NU tersebut, ya Kang Adnan," ungkapnya terang-terangan.

Dirinya mendukung penuh adanya Tim Keluarga Moh. Adnan (TKMA) guna menyukseskan Moh. Adnan dalam pilgub mendatang.

"Wajar saja munculnya TKMA, sebab itu dalam rangka mengkoordinasikan dalam bentuk lembaga internal. Eman-eman kalau kader NU yang sudah teruji tersebut lepas, akibat tak mendapat dukungan dari warga NU sendiri," ungkap pengurus yang wanti-wanti namanya tidak mau disebutkan itu.

Sementara Ketua Fatayat NU Kab. Brebes Hj. Farah Evi, yang juga anggota FKB DPRD Kab. Brebes, meski tidak terang-terangan mendukung Agus Soeyitno yang diusung PKB, secara pribadi dirinya terang-terangan mendukung pasangan Agus Soeyitno dan Kholiq Arif yang diusung PKB. "Secara Pribadi, Saya dukung Agus-Kholiq," ucap Evi saat ditemui NU Online beberapa waktu lalu di gedung dewan.

Sedangkan beberapa ulama NU diluar struktural NU juga menggelar berbagai kegiatan yang dibelakangi Partai Persatuan Pembangunan. Kiai Nurudin misalnya, kendati saat ditanya NU Online mengelak kegiatan Harlah Pondok Pesantren Al Hasaniyyah Larangan Brebes, tapi nuansa politiknya begitu kental. "Siapa saja boleh koq hadir di Harlah Pesantren kami," elak Kiai Nurudin.

Berdasarkan pantauan NU Online di lapangan, bendera PPP dan HM Tamzil mewarnai perayaan Harlah pondok pesantren tersebut dengan jarak radius 100 meter. (was)