Warta

Seminar 40 Hari Gus Dur Diwarnai Demo Plester Mulut

NU Online  Ā·  Sabtu, 6 Februari 2010 | 12:56 WIB

Jombang, NU Online
Seminar peringatan 40 hari meninggalnya KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur, yang digelar di Masjid Ulul Albab Tebuireng, Jombang diwarnai aksi unjuk rasa sekelompok orang yang menamakan pendukung Gus Dur. Aksi itu dilakukan dengan cara menutup mulut dengan lakban, Sabtu (6/2).

Puluhan massa aksi ini menolak pelaksanaan seminar ā€˜Membedah Pemikiran Gus Dur. Alasannya, pelaksanaan seminar tersebut dituding di tunggangi kepentingan politik kelompok tertentu. Begitu datang di lokasi seminar, pendemo langsung melakukan aksi tutup mulut. Mereka menutup mulut dengan menggunakan plester.<>

Bukan hanya itu, dalam aksinya, mereka juga membawa poster berisi tudingan politisisasi pelaksanaan seminar oleh kelompok Muhaimin Iskandar.

Intinya, seminar tersebut digunakan untuk kelompok tertentu dengan mendompleng kebesaran Gus Dur. ā€œKami menolak politisasi kebesaran nama Gus Dur untuk mendokrak nama kelompok tertentu,ā€ kata Maskuri, salah satu pengunjuk rasa.

Maskuri menuding, dibalik pelaksanaan seminar tersebut ada keterlibatan kelompok Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB versi Ancol yang notabene selama ini bersebrangan kepentingan dengan Gus Dur.

"Seminar yang bertemakan membedah pemikiran gus dur ini digunakan kelompok Muhaimin untuk mendongkrak kepentingannya. Padahal selama ini, Muhaimin Iskandar telah mengkhianati Gus Dur," tambah Maskuri seperti dilansir beritajatim.com.

Hanya saja, aksi yang dilakukan oleh pro Gus Dur ini tidak sampuk masuk ke ruangan seminar. Mereka hanya bergderombol sembari menggelar poster di halaman Masjid Ulul Albab. Praktis, seminar yang menghadirkan Kacung Marijan, Sastro Al Ngatawi, dan Jonshon Panjaitan ini tidak terpengaruh. Seminar tetap berjalan sesuai dengan konsep awal.

Sekitar setengah jam melakukan aksi tutup mulut, puluhan massa itu akhirnya membubarkan diri. Karena para pendemo baru tahu jika Wakil Sekjen PKB Helmy Faisal Zaini tidak jadi hadir sebagai pembicara. Padahal sebelumnya, menteri PDT (Pembangunan Daerah Tertinggal) itu dijadwalkan sebagai nara sumber dalam seminar tersebut.Ā  (mad)