Warta

Semakin Tua, Tantangan NU Makin Berat

NU Online  ·  Senin, 19 September 2011 | 04:17 WIB

Tegal, NU Online
Diusianya yang semakin tua NU bukan tidak memiliki tantangan, tetapi tantanganya justru semakin berat dengan penyerangan ideologi Aswaja dari berbagai aspek. Serangan aqidah tidak hanya ideologis tetapi juga didukung dengan kekuatan politis.

Dulu NU menjaga Islam di nusantara. NU juga yang memutuskan untuk membentuk Darul Islam, NU juga dulu yang mengeluarkan fatwa resolusi jihad untuk membela tanah air, dan NU juga dalam sejarah tidak pernah melakukan pemberontakan dan tidak memiliki sedikitpun niat untuk memberontak, bahkan NU sendiri yang mendukung penuh pertama  ideologi Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa, sebelum organisasi lainya ikut menyususul mendukung. 
<>
Demikian disampaikan Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng  KH Muhammad Adnan MA saat didaulat menjadi pembicara halal bihalal yang diselenggarakan oleh PCNU Kabupaten Tegal, Sabtu (17/9) di Gedung PCNU Kabupaten Tegal, jalan Ahmad Yani Procot.

“Sebagai organisasi yang lahir ditengah pergolakan nasional, tidak aneh jika NU memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi. Apalagi NU hadir sebagai pewaris ajaran ahlussunah wal jamaah yang telah berabad-abad telah dikembangkan oleh para wali di Nusantara ini. Kenusantraan atau keindonesiaan ini yang multi etnis dan multi budaya buat NU adalah anugrah besar yang tiada tara.” Paparnya.
 
Tetapi akhir-akhir ini, lanjut Kiai Adnan, gara-gara NU menyetujui hilangnya tujuh kata sebagai dasar negara, banyak pihak yang menyalahkan NU, padahal kalau tujuh kata itu masih melekat maka tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti sekarang ini. “Sekarang juga banyak keresahan-keresahan yang muncul karena aqidah dan ideologi NU mulai dielek-elekan bahkan terang-terangan lewat radio,” imbuhnya.
 
Dalam kesempatan itu, ia pun mengaharap perlu adanya koordinasi antar cabang sebagai benteng  gerakan sehingga sebesar apapun dan sekuat apapun tantangan akan tetap ringan dan dapat diatasi dengan jalan yang terbaik.

Halal bihalal yang dilakukan secara sederhana di gedung NU tersebut, hadir perwakilan dari Pemkab Tegal, Kepala Kebangpolinmas, Agus Sunarjo, mewakilai Wakil Bupati Tegal. Rais Syuriyah NU Kabupaten Tegal, bersama jajaran pengruusnya, Ketua Tanfidziyah, pengurus lajnah dan lembaga, badan otonom dan pengruus MWC NU se Kabupaten Tegal.

Dalam sambuatanya, Agus Sunarjo meminta ada kerjasama yang baik antara Pemkab Tegal dengan PCNU Kabupaten Tegal untuk membangun daerahnya. Ia juga menyampaikan beberpa hal terkait dengan teori kepemimpinan.

Berbeda dengan Ketua Tanfidziyh, H Ahmad Wasari, bahwa dirinya menyampaikan tentang kondisi internal organisasi, agar amanat yang diembannya tersebut, dapat betul-betul dirasakan manfaat bagi warga NU pada khususnya dan masyarakat kabupaten Tegal pada umumnya.

Dirinya memberikan motivasi kepada yang hadir agar mampu menjadikan dirinya duntuk menjadi orang yang rahmatallil alamin. Menurutnya, Rahmatalal lil alamian, perlu diwujudkan dalam kehdupan sehari-hari sebagai anggota keluarga, dalamkehdidupan bermasyarakat, diaplikasikan dalam kinerja sehari-hari, dan yang lebih penting dalam berorganisasi.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muiz