Jakarta, NU Online
Aksi radikalisme yang masih saja ada dikhawatirkan meruntuhkan sistem demokrasi Indonesia. Pada gilirannya hal itu mengganggu pembangunan dan merusak citra Islam di mata dunia.
"Sebagai negara berpenduduk Islam moderat terbesar dunia, bagaimana Indonesia menangani radikalisme yang terjadi?" tanya seorang delegasi Brunei kepada Presiden SBY.
<>Pertanyaan disampaikannya dalam diskusi CEO Summit di KTT APEC 2011. Acara digelar di Sheraton Waikiki, Honolulu, Hawaii, AS, Sabtu (12/11).
"Indonesia akan menjadi model bahwa tidak perlu ada konflik antara Islam dengan modernitas dan demokrasi," jawab Presiden SBY.
Untuk memastikan tujuan menjadi model Islam moderat, Indonesia berkomitmen menekan radikalisme dengan cara yang tidak melanggar HAM dan menjujung demokrasi. Mengingat sebaran umat Islam di Indonesia yang sangat luas, pasti bukan pekerjaan mudah mencapi target tersebut.
"Kami harus mempertahankan Islam kami yang moderat," tegas SBY.
Redaktur : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
4
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
5
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
6
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
Terkini
Lihat Semua