Said Aqil: Soal Keberatan PWNU Jatim akan Diselesaikan Secara Santri
NU Online · Kamis, 13 Mei 2010 | 07:12 WIB
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan, PBNU ingin segera mengakhiri polemik terkait keberatan PWNU Jawa Timur terkait proses penyesuaian kepengurusan susunan kepengurusan PBNU.
Usai menerima kunjungan rombongan pimpinan dan anggota DPD di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (12/5) kemarin, ia menyatakan akan menyelesaikan persoalan dengan PWNU Jawa Timur secara kultural sebagaimana dalam tradisi pesantren.<>
''Akan segera kita selesaikan dengan cara-cara santri. Yang penting ukhuwah nahdliyah tetap terjaga,” katanya.
Untuk mencari format penyelesaian terbaik dirinya akan menghadap secara khusus dengan Rais Am PBNU KH Sahal Mahfudh pada Senin (17/5) mendatang.
Seperti diwartakan sebelumnya PWNU Jawa Timur menyatakan keberatan bahkan beberapa pengurus menyatakan menolak susunan penyesuaian PBNU periode 2010-2015. Pasalnya dalam perumusan penyesuaian ini tidak melibatkan tim formatur seperti dalam perumusan awal, dimana Rais Syuriyah Jatim menjadi salah satu anggota formatur.
PWNU Jatim juga sempat melontarkan isu akan diadakannya Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Polemik semakin menghangat setelah salah seorang Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang juga dari Jatim mengancam akan membekukan PWNU Jatim.
Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyarankan PBNU mengadakan pertemuan dengan PWNU Jatim. Menurutnya, aturan soal keterlibatan tim formatur dalam penyusunan kepengurusan PBNU yang dipermasalahkan PWNU Jatim memang masih multitafsir. (nam)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
5
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua