Warta

Said Aqil: Pesantren Perlu Didorong Maju dan Berkembang

NU Online  ·  Ahad, 6 Desember 2009 | 07:15 WIB

Makassar, NU Online
Pondok pesantren perlu didorong untuk maju dan berkembang mengingat pesantren adalah benteng sekaligus pusat persemaian kader muslim di Indonesia. Karena itu meskipun pesantren tidak menuntut perhatian lebih, Pemerintah perlu semakin menunjukkan perhatiannya terhadap pondok pesantren sehingga institusi pendidikan tertua di Indonesia tersebut mendapat jaminan kemampuan berdaya saing di setiap kurun waktu.

Demikian kesimpulan ceramah umum Ketua PBNU Dr KH Said Aqil Siradj MA di Pondok Pesantren An-Nahdlah Kota Makassar, Sabtu (5/12). Menurut Kiai Said, pesantren telah terbukti melahirkan kader-kader berkualitas yang mampu berperan di berbagai bidang kehidupan.<>

“Tugas Nahdlatul Ulama adalah memaksimalkan potensi pesantren, terutama dalam proses transformasi keilmuan. Sedangkan Pemerintah perlu menjamin ketersediaan fasilitas  pendidikan yang tidak mampu dipenuhi oleh pesantren itu sendiri,” katanya di pesantren asuhan Drs  KH Harisah.

Dihadapan 800 santri, Kiai yang juga Doktor lulusan Ummul Qura Mekkah ini menegaskan, tantangan kader NU di masa depan tidak lagi berkutat pada persoalan konsep-konsep akidah, fiqh, atau tasawuf, tapi pada kemampuan aktualisasi konsep, “Pada tataran konsep kita sudah kaya, tinggal kemampuan merealisasikan konsep itu yang perlu kita tumbuhkembangkan.”

Sementara itu pada siang harinya, dalam acara Halaqah Agama dan Budaya yang diadakan oleh Pimpinan Wilayah Majelis Alumni IPNU di Hotel Yasmin Kota Makassar, Said Aqil menegaskan komitmennya untuk memperhatikan pondok pesantren.

“Di forum ini seara resmi saya deklarasikan program ‘Gerakan Kembali ke Pesantren', sebuah tekad mengadopsi gagasan Majelis Alumni IPNU yang perlu saya respon baik karena memang sejatinya NU adalah untuk pemberdayaan masyarakat pesantren,” katanya dalam sesi pertama halaqah.

Menurut Kang Said, panggilan akrabnya, Gerakan Kembali ke Pesantren adalah gerakan untuk menjadikan pesantren dan santrinya sebagai entitas yang siap menghadapi persaingan dunia yang semakin global.

Menanggapi Said Aqil Siradj, Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia) PBNU, H Sulthan Fatoni MSi, dalam sambutannya menyatakan antusiasmenya.

“Saya menyambut gembira komitmen Kiai Said untuk melakukan ‘Gerakan Kembali ke Pesantren. Gerakan ‘Back to Pesantren’  saat ini menemukan momentumnya setelah selama sepuluh tahun terakhir PBNU berkonsentrasi membangun infrastruktur NU dari Pusat hingga daerah,” katanya.

Menurut Sulthan, gerakan “Kembali ke Pesantren” yang akan dilakukan PBNU dapat membuka peluang masyarakat pesantren mengoptimalkan potensinya. “Jika hal itu terealisasi pada lima tahun mendatang kepengurusan PBNU, niscaya masyarakat pesantren termanjakan oleh PBNU, dan itu positif bagi perkembangan khazanah pesantren di Indonesia," katanya.

Tampak hadir dalam acara halaqah adalah KH Sanusi Baco (Rais Syuriyah PWNU Sulawesi Selatan yang juga Mustasyar PBNU), KH Zein Irwanto (Ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel) Hilmi Muhammadiyah (Ketua Umum Presidium Majelis Alumni IPNU); Aswan (Sekretaris PWNU Sulbar), beberapa Ketua/Sekretaris Cabang NU, di antaranya dari Kota Makasar, Kab. Maros, Kab. Takalar, Kab. Pangkep, Kab. Sidrap, dan Kab. Gowa. (nam)