Said Aqil Bertemu Sekjen Majelis Ilmi dan Ziarahi Wali Tujuh
NU Online · Jumat, 27 Agustus 2010 | 06:09 WIB
Selain diterima Menteri Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko. Rabu (25/8) Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj bertemu Dr Mohammed Youssef Sekretaris Jenderal Majelis Ilmi (Majelis Ulama Maroko). Pertemuan berlangsung di kantornya di ibu kota Rabat. Demikian dilaporkan kontributor NU Online di Maroko Arwani Syaerozi.
Hadir dalam pertemuan yang di mulai pukul 12.30 waktu setempat dan berlangsung selama dua jam ini, Duta Besar RI Tosari Widjaya dan rombongan PBNU yang terdiri dari; KH Said Aqil Siradj, KH Marsudi Syuhud dan Dr Ahmad Ridha.<>
Dua organisasi Islam ini telah menjalin hubungan yang baik dan berkesinambungan dalam beberapa tahun terakhir, hal ini bisa dilihat dengan partisipasi ulama Maroko dalam menghadiri undangan acara ICIS (International Conference Of Islamic Scholars) yang diselenggarakan oleh PBNU di Jakarta. Bahkan Dr. Mohammed Youssef sendiri –sebagai Sekjend- pernah hadir dalam acara tersebut.
Di samping pula kesamaan dalam ideologi organisasi, yaitu menganut dan memperjuangkan Islam ahlussunnah wal jama’ah, dimana Nahdlatul Ulama mengakui dan mengadaposi pandangan-pandangan fikih dari empat Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), yang mana Maliki merupakan madzhab resmi di Maroko.
Dalam pertemuan ini, Kang Said menginginkan hubungan antara kedua organisasi terus dijaga dan dikembangkan, terutama dalam misinya untuk memberikan pelayanan bagi umat, menyebarkan kedamaian dan budaya berperadaban di kalangan kaum muslim.
“Melalui organisasi Majelis Ilmi, saya menawarkan kepada pemerintah Maroko untuk turut mempromosikan Islam berperadaban di Indonesia, silahkan membangun sebuah masjid di Jakarta dan menjadikannya pusat pengenalan Islam wilayah Maghrib Arabi,” tegasnya kepada Mohammed Youssef.
Perlu diketahui juga, bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia di Maroko, di bawah pimpinan Duta Besar RI Tosari Widjaya saat ini gencar melakukan promosi kebudayaan dan Islam Indonesia di bumi Maroko.
“KBRI Rabat saat ini bekerjasama dengan Universitas Maulay Ismail di kota Meknes, membuka ruangan khusus tentang Indonesia di perpustakaan universitas, di situ terdapat buku-buku karya ulama/intelektual Indonesia, di antaranya Tafsir al Misbah karya Dr. Quraisy Sihab dan beberapa buku tentang Nahdlatul Ulama,” jelas Tosari Widjaya.
Ziarah Wali Tujuh
Usai bertemu dengan Sekretaris Jenderal Majelis Ilmi di kantornya, rombongan PBNU melanjutkan agendanya dengan berziarah ke makam Wali Tujuh di kota Marrakesh. makam Auliya ini kerap di kunjungi oleh masyarakat baik lokal maupun dari manca negara.
Namun karena waktu yang tidak mencukupi, Kang Said dan rombongan hanya menziarahi dua dari tujuh makam wali. Yaitu makam Syekh Sulaiman al Jazuli (pengarang kitab Dalail al Khairat, sebuah kitab award yang sangat terkenal di kalangan santri dan ulama di Indonesia), dan makam Syekh al Qadi Ayyadh (Ulama sufi yang dikenal pula dengan pakar fikih Maliki).
Turut serta dalam ziarah, istri Duta Besar RI Mahsusah Ujiati Tosari, yang merupakan salah satu ketua Pengurus Pusat Muslimat NU. Dalam hal ini ia mendampingi istri Kiai Said Aqil. (arw)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
6
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
Terkini
Lihat Semua