Said Agil: Seluruh Rakyat Berkeyakinan Ambalat Milik Indonesia
NU Online · Rabu, 16 Maret 2005 | 09:50 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua PBNU Said Aqil Siradj yang merupakan salah satu rombongan ulama dihadapan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi (14/03) mengungkapkan bahwa seluruh rakyat Indonesia berkeyakinan bahwa wilayah Ambalat merupakan milik Indonesia sehingga pemerintah Malaysia dianggap telah merampas hak Indonesia.
Sebagai upaya untuk ikut menyelesaikan masalah Ambalat yang saat ini sedang memanas antara Indonesia dan Malaysia, rombongan ulama yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia melakukan pertemuan dengan PM Malaysia dan juga para ulama di sana.
<>Dalam pertemuan yang berlangsung 10.30–13.00 waktu Malaysia, kedua belah pihak sepakat jangan sampai ada peluru yang melesat karena masalah tersebut. Kedua belah pihak akan bertemu di Bali, 23-24 Maret untuk membahas masalah tersebut.
“Sangat disayangkan jika terjadi perang karena kedua negara tersebut merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim,” ungkapnya di PBNU (16/03). Selain sebagai perdana menteri, saat ini Abdullah Badawi juga menjabat sebagai sekretaris jenderal OKI.
Rombongan ulama tersebut juga menjelaskan bahwa kemarahan rakyat Indonesia tersebut merupakan akumulasi terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh Malaysia seperti pengusiran TKI dengan cara yang kasar, cukong Malaysia yang terlibat dalam illegal logging dan terakhir dalam kasus Ambalat.
Dalam hal ini, Badawi mengaku sudah memahami hal tersebut karena rakyat Indonesia sedang dalam suasana reformasi. Saat ini ia juga tengah mengembangkan gerakan Islam Khodari atau Islam yang berperadaban.
Berkaitan dengan adanya penggunaan ayat ayat agama untuk mendukung jihad, Said sepakat bahwa membela tanah air termasuk jihad. “Namun tidak berarti harus dengan peluru. Dalam hal ini bisa juga menggunakan pendekatan diplomasi,” tandasnya
Said aqil mengungkapkan bahwa saat ini pihak asing sudah mulai melakukan intervensi. “Yang terjadi bukan hanya perebutan kepentingan ekonomi, tetapi juga kepentingan poltik dan globalisasi yang mana super power dunia saat ini kebetulan juga bukan dari negara muslim. Jangan sampai yang terjadi seperti dalam kasus Timur Tengah.
Sementara itu PM Malaysia berkeyakinan bahwa Malaysia sama sekali tidak berkeinginan untuk merebut wilayah Indonesia. Dalam hal ini masalah yang harus diselesaikan adalah masalah perbatasan. Dalam hal ini, terdapat 16 blok di kawasan Ambalat dan Malaysia mengklaim blok 15 dan 16 yang kaya minyak masuk dalam wilayahnya.
Berbeda dengan di Indonesia yang sudah menjadi masalah yang menjadi bahasan publik, Kang Said mengungkapkan bahwa para ulama yang ditermui, termasuk menteri pendidikan Datuk Ishomuddin tidak mau berkomentar tentang masalah Ambalat karena ini merupakan urusan perdana menteri.(mkf)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua