Warta

Rasa Kesetiakawanan Nasional Kian Melemah

NU Online  ·  Senin, 5 Oktober 2009 | 09:03 WIB

Bogor, NU Online
Bangsa Indonesia saat ini tengah mengalami disorientasi nilai sosial yang ditandai oleh semakin memudarnya rasa kebangsaan dan semakin melemahnya semangat sepenanggungan serta sependeritaan sesama anak bangsa, kata Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor, KH Mad Rodja Sukarta.

"Bangsa ini tengah mengalami penurunan rasa kebangsaan. Semangat nasionalisme dan kesetiakawanan yang kita miliki semakin melemah," kata Rodja yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bogor.<>

Apa yang diungkapkan KH Mad Rodja sangat beralasan. Merujuk pada bencana alam dengan kekuatan tektonik 7,6 skala richter (SR) yang meluluhlantakan Sumatera Barat (Sumbar),  Rabu (30/9), yang telah merenggut korban ratusan korban jiwa serta menelantarkan ribuan warga, dapat dilihat betapa semangat kebersamaan sebagai sebuah bangsa mulai menurun.

"Kesetiakawanan terhadap saudara yang terkena musibah mulai luntur. Gempa yang melanda Sumbar seolah hanya musibah bagi warga Sumbar saja. Padahal Sumbar merupakan bagian integral dari rumah besar bernama NKRI," imbuh Rodja dengan nada prihatin.

Mantan aktivis PMII ini tidak menampik akan adanya kepedulian dari sejumlah komponen masyarakat terhadap bencana alam di ranah Minang. Namun, hal tersebut hanya ditunjukkan sebagian kecil alias segelintir masyarakat. Sebagian besar lainnya memilih diam seolah tidak mau tahu dengan bencana yang menyita perhatian dunia tersebut.

Menurut dia, musibah yang melanda masyarakat pada sebuah daerah hakikatnya merupakan musibah bersama. Pasalnya bangsa ini berdiri berkat adanya perasaan senasib, sependeritaan serta harapan bersama untuk mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik. Kisah suka maupun duka yang dialami oleh masyarakat suatu daerah perlu mendapatkan empati dari sesama saudara sebangsa.

"Saya kira wawasan kebangsaan perlu diperkuat lagi. Terutama kalangan generasi muda perlu mendapatkan perhatian serius, karena mereka sebagai tulang punggung sekaligus estafet kepemimpinan nasional," papar Rodja.

Selain itu, Rodja juga mengajak semua pihak agar membentengi serta lingkungannya diri dari pengaruh budaya-budaya baru yang bias nilai seperti individualisme dan konsumersime.

Lebih lanjut ia mengemukakan, bila semangat kesetiakawanan dan rasa kebersamaan sebagai sebuah bangsa tidak dirajut lagi,  ia khawatir ke depan ikatan nasionalisme Indonesia akan semakin melemah. Bangsa ini tidak akan pernah tampil sebagai bangsa yang kuat dan diperhitungkan bangsa-bangsa lain di dunia bila tidak memiliki semangat kebersanaan yang kuat sebagai sebuah bangsa. (hir)