Warta GUS DUR SOAL KUDETA MILITER:

Rakyat Tidak Bisa Terlalu Lama Dibohongi

NU Online  ·  Senin, 25 September 2006 | 05:11 WIB

Jakarta, NU Online
Rakyat Thailand sebenarnya mendukung kudeta militer atas pemerintahan Thaksin Shinawatra. Hanya sedikit kalangan yang tidak setuju adanya kudeta militer itu karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip demokrasi, yakni kalangan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan mahasiswa.

Demikian disampaikan KH. Abdurrahmad Wahid (Gus Dur) saat berbicara di hadapan para santri dan masyarakat sekitar pesantren dalam Pengajian Rutin Ramadlanan di Pesantren Ciganjur yang dipimpinnya, bertempat di Masjid Al-Munawwarah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Senin (25/9).

<>

Para aktivis LSM dan mahasiswa tidak terlalu mendalam dalam memahami demokrasi. “LSM di sana ya kayak LSM sini lah! Padahal rakyatnya adem ayem saja. Itu tandanya mereka mendukung kudeta militer dan percaya kepada raja,” kata Gus Dur.

Namun khusus untuk Thailand, wilayah ini sangat rentan dengan aksi militer. Dikatakan Gus Dur, Thailand adalah wilayah daratan sehingga mobilitas pasukan untuk melakukan tindakan-tindakan militeristik seperti penangkapan para penentang pemerintahan mudah sekali dilakukan.

“Di Indonesia terlau sulit karena negara kepulauan. Memang, sering terjadi upaya sistematis untuk mengkotak-kotakkan orang melalui militer. Dan dalam soal ini kita belum jelas masalah lampau kita sendiri,” kata Gus Dur sembari menyinggung kesimpangsiuran sejarah pemberontakan Partai Komunis Indoensia (PKI) pada tahun 1960-an.

Terkait peristiwa penting menjelang kudeta militer di Thailand, menurut Gus Dur, kudeta itu disebabkan karena sebagai Perdana Menteri Thaksin telah melakukan kesalahan besar. Raja Thailan bersama Jenderal Sonthi (pemimpin kudeta: Red) mempunyai pendapat bahwa demokrasi bisa ditegakkan jika semua orang bayar pajak, tanpa kecuali.

Mentang-mentang punya suara banyak, perusahaan dijual kepada Singapura, Thaksin nggak mau bayar. Padahal itu minimal 200 juta dolar pajeknya,” kata Gus Dur.

Kesalahan Thaksin yang lain, ia juga terus melakukan penganiyaan terhadap kelompok muslim di Thailand Selatan. Padahal Raja Thailand menghendaki adanya negoisasi dan bukan cara kekerasan. “Dibilangin berkali-kali tetap ngawur ya dikudeta saja,” kata Gus Dur.

Sementara itu beberapa pengamat menilai komentar-komentar Gus Dur atas kudeta militer di Thailand mengisyaratkan dukungannya atas adanya kudeta militer yang sama di Indonesia.

“Mereka menyimpulkan begitu ya terserah saja. Itu kan cuma penafsiran. Tapi yang penting untuk menjadi pelajaran bagi Indonesia adalah bahwa rakyat itu tidak bisa lama-lama dibohongi,” pungkas Gus Dur. (nam)