Radikalisme Muncul Dari Kesadaran Agama Dalam Konteks Sosial
NU Online · Selasa, 26 Agustus 2003 | 11:23 WIB
Jakarta, NU Online
Radikalisme muncul dari kesadaran beragama yang bermain dalam konteks sosial, di mana orang-orang radikal tersebut memahami hubungan Barat-Islam sebagai hubungan antara yang mendominasi dan yang terdominasi, kata Budayawan M Sobary.
"Pada agama apa pun selalu terdapat orang-orang yang sangat radikal yang memandang agamanya dalam konteks sosial dan tidak dalam konteks kultural," kata M Sobary yang juga Pimpinan Umum Kantor Berita Antara dalam Dialog Politik Solusi Strategis Pengamanan Partisipatif Lingkungan Masyarakat Aparatur dan Dunia Usaha di Bidang Sarana Pelayanan Publik, di Jakarta, Selasa.
<>Ketegangan Islam dan Barat, ujarnya, adalah ketegangan klasik yang tak akan berakhir kecuali keadilan sosial ditegakkan dan dengan cara meluruskan pandangan orang-orang yang merasa terdominasi, bahwa perkara keadilan tidak bisa diubah dalam semalam dengan kekerasan dan seharusnya melalui jalan kultural jangka panjang.
Para pelaku tindak kekerasan terorisme, katanya lagi, biasanya adalah orang-orang dari kalangan yang tidak beruntung, yang merasa tindakannya itu bisa mengubah perkara keadilan dengan kekerasan.
Radikalisme, lanjut Sobary, bisa dieliminasi dengan menempuh apa yang disebut dengan bagaimana menempatkan ajaran dalam suatu konteks yang tidak terkait dengan tatanan global itu sendiri tetapi bagaimana memahami agama sebagai suatu yang diimplementasikan sebagai suatu yang kongkret dalam suatu masyarakat multikultural.
"Sangat ironis, pelaku tindak terorisme bangga melakukan kekerasan itu dan mengklaim dirinya sebagai pahlawan dalam agamanya, perasaan ini muncul dari konstruksi kesadaran bahkan dari bawah alam sadar yang didukung pandangan agama dengan pemahaman dari fanatisme sempit serta tidak menghindari prasangka," katanya.
Dikatakan Sobary, Barat yang tidak pernah ramah terhadap Islam itu memiliki akar-akarnya sendiri dan tidak bisa ditutup-tutupi, seperti ketika Presiden AS George W Bush langsung menuduh Islam yang melakukan terorisme 11 September, meski kemudian diralat.
Namun bagaimanapun, lanjut Sobary, tindakan terorisme itu bersifat menghancurkan apa pun ideologinya, entah kepahlawanan, kedengkian, atau permainan dunia internasional.(mkf)
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
5
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
6
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
Terkini
Lihat Semua