Warta

PWNU Sumut: Pluralitas Itu Rahmat Allah

NU Online  ·  Senin, 19 Desember 2011 | 03:46 WIB

Medan, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) H Ashari Tambunan mengatakan, NU berpendirian bahwa Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta). NU memahami, ragam ras, budaya, agama dan aliran lainnya sebagai sunnatullah.

“Pluralitas adalah rahmat Allah bahkan amanah ilahiah dan kemanusiaan. NU berpendirian, realitas kehidupan harus dilihat secara substansif, fungsional, terbuka dan bersahabat,” ujar Ashari saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Training of Trainers (ToT) “Pengembangan Wawasan Jam’iyah NU Sumut, di aulan kantor PWNU, Jalan Sei Batang Hari Medan, Sabtu (17/12).
<>
Tampil sebagai narasumber dalam ToT itu, Rais Syuriyah PWNU Sumut Prof Dr H Pagar Hasibuan MA, tokoh muda NU Sumut HM Akhyar Nasution Lc, MA, Wakil Ketua PWNU Sumut Drs H Abdullah Nasution, dan Katib PWNU Sumut Drs H Musaddad Lubis MAg.

Ashari mengatakan, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, NU telah bertekad untuk terikat dengan kesepakatan-kesepakatan nasional yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta mewujudkannya dalam realitas.

“Kiprah dan dinamika NU adalah keislaman, keindonesiaan, kemanusiaan, dan rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta). Karena itu, NU meneguhkan kultur, struktur, sistem dan mekanisme lembaganya sebagai organisasi agama dan sosial bercirikan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja),” tegas Ashari Tambunan.

Wakil Ketua PWNU Sumut H Abdullah Nasution dalam kesempatan itu mengatakan, NU mengembangkan tiga ukhuwah (persaudaraan) yang mengacu pada prinsip-prinsip Aswaja. Pertama, ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan berlandaskan kesamaan akidah atau agama. Kedua, ukhuwah wathaniyah, yaitu persaudaraan antara sesama warga bangsa. Dan ketiga, ukhuwah insaniyah, yaitu persaudaraan sesama umat manusia.

“NU berpendirian, Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin, memiliki tujuan dan fungsi universal, serta dapat diterima dan diajarkan oleh suluruh umat manusia,” ucap Abdullah.

Rais Syuriyah NU Sumut Pagar Hasibuan mengatakan, ada tiga ciri utama Aswaja yang dianut NU. Pertama, dalam bidang fikih menganut ajaran salah satu mazhab empat (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali). Kedua, dalam bidang tauhid menganut ajaran Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi. Dan ketiga, dalam bidang tasauf, menganut dasar-dasar ajaran Abu Qasyim al-Junaid.

“Secara fikih, NU mengizinkan perpindahan mazhab, tetapi tidak boleh melakukan talfiq atau mencampuradukkan mazhab untuk mencari kemudahan,” kata Guru Besar Fakultas Syari’ah IAIN Sumut ini.

Sedangkan Musaddad Lubis mengatakan, dalam rangka transformasi ajaran Aswaja di Sumut, PWNU melakukan dua langkah pengembangan. Pertama, melalui pedidikan formal di sekolah-sekolah NU, seperti pesantren dan perguruan NU mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Kedua melalui pendidikan non formal sperti pelatihan kader organisasi, mulai dari tingkat bawah hingga tingkat pusat, baik yang di lakukan NU maupun organisasi badan otonomnya, yakni Gerakan Pemuda Ansor, IPNU, IPPNU, Muslimat dan Fatayat NU.

Sementara itu, Ketua Panitia H Abdullah Nasution didampingi Sekretaris Panitia H Emir El-Zuhdi Batubara kepada wartawan mengatakan, ToT yang digelar seharian ini diikuti 150 peserta yang terdiri unsur pengrus PWNU, pengurus lembaga, lajnah, dan banom NU Sumut.

 

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Hamdani