Warta

PWNU Jateng Imbau Warga Baca Hizib Bukhori

Kam, 26 Januari 2012 | 13:52 WIB

Semarang, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengimbau warga nahdliyin menggiatkan membaca Hizib Bukhori. Yaitu rangkaian doa khusus yang disusun ahli hadis termasyhur, Syaikh Muhammad Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardzizbah al-Ju'fi al-Bukhari rodhiyallahu ‘anhu atau yang biasa disebut Imam Bukhori.

Syuriyah PWNU Jateng KH Ahmad Chalwani selaku pemegang ijazah Hizib Bukhori dari KH Ahmad Abdul Haq bin Dalhar Watucongol Muntilan Magelang mengajak setiap kaum muslimin terlebih warga NU untuk membaca Hizib Bukhori setiap pagi dan sore hari satu kali. <>

Lebih khusus ia menyampaikan, akhir-akhir ini muncul paham atau aliran yang meresahkan dan menyesatkan masyarakat. Karena itu sangat perlu para ulama dan kaum muslimin melakukan gerakan batiniyah untuk menangkal aliran atau paham-paham tersebut.

“Mari kita wiridkan Hizib Bukhori. Jangan pernah lelah berdoa kepada Gusti Allah. Gerakan kita harus yang dhohir dan batin. Ulama dan warga NU saya himbau mendawamkan hizib ini. Sebab kaum muslimin sedang dalam fitnah besar dari aliran radikal,” tuturnya.

Ajakan itu dia sampaikan dalam sidang pleno Rapat Koordinasi PWNU Jateng yang dihadiri seluruh 35 PCNU se-Jawa Tengah di Hotel Semesta Semarang, belum lama ini.

Pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo ini mengatakan, sangat baik mewiridkan Hizib Bukhori. Sebab pada zaman sekarang ini semakin banyak fitnah yang mendera kaum muslimin.

Hizib ini adalah doa agar kita diberikan rasa aman, selamat, istiqomah dalam beribadah dan mendapat  barokahnya imam Bukhari,” tutur Mudir Tsani Jami'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Jawa Tengah ini

Diungkapkannya, hizib itu dia dapat dari gurunya, KH Ahmad Abdul Haq pada tahun 1987. Terbukti semasa Kiai Ahmad Abdul Haq melanggengkan baca Hizib Bukhori, aliran-aliran dan paham yang meresahkan tidak bisa merasuki masyarakat. Bahkan membubarkan diri.

“Para pengurus PCNU kami harap menyebarluaskan di tingkat bawahnya dan sampai ke masyarakat umum. Mari amalkan hizib ini sebagai ikhtiyar kita bersama,” ujar mantan anggota DPD RI yang menulis ulang Hizib Bukhori pada 23 Dzulqo’dah 1432, bertepatan 21 Oktober 2011.

Adapun kaifiyah (tata cara) pembacaan Hizib Bukhori, terang dia, dimulai membaca surat al-Fatihah untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW, lalu kepada Imam Bukhori, sulthonul auliya Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dan Imam Abu Hasan Asy-Syadzili. Terus kepada  Kiai Abdurrohman dan Kiai Dalhar bin Abdurrohman dan Kiai Ahmad Abdul Haq bin Dalhar.



Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Ichwan