Warta

Prof Dr H Abdurrahman Mas’ud: Agama harus Jadi Penyangga Bhinneka Tunggal Ika

NU Online  ·  Kamis, 16 Juni 2011 | 04:17 WIB

Banda Aceh, NU Online
Ajaran agama seringkali dipahami secara sempit, sehingga cenderung berusaha menciptakan keseragaman. Padahal dalam sejarah Islam jelas menunjukkan bahwa agama ini sangat menghormati warisan budaya yanga ada. Bahkan tidak sedikit adat dan tradisi setempat yang dikukuhkan sebagai ajaran Islam. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghormati multikulturalisme (keanekaragaman budaya).

Demikian penjelasan Kepala Puslitbang Bidang Keagamaan Kemenag RI Prof Abdurrahman Mas’ud dalam Dialog Multikulturalisme dengan kalangan pemuka Agama di Aceh 15 Juni 2011.
<>
Selanjutnya Mas’ud menegaskan bahwa dialog Multikultural atau dialog kebhinnekatunggalikaan ini penting sebagai dasar untuk menciptakan dialog keagamaan. Apalagi dalam dialog antara agama, penekanan dialog bukan soal akidah atau teologinya, melainkan persoalan budaya, yakni bagaimana agama dipahami dan dijalankan di tengah masyarakat. Sebagaimana disebutkan dalam Surat al Hujuraat bahwa manusia diciptakan terdiri dari lelaki dan wanita, bangsa dan suku adalah untuk saling mengenal, saling bertukar budaya.

Atas dasar itu agama-agama yang ada harus menjadi penyangga dari Bhinneka Tunggal Ika, sebab dialog ini sebagai langkah antisipatif, dialog tak akan mengubah subsatansi masing-masing agama, sebaliknya langkah ini untuk menekankan cinta  kebangsaan hubbul wathon. Hal itu diwujudkan dengan peningkatan apresiasi terhadap kearifan lokal yang berkembang ditengah masyarakat.

Dalam situasi global penyiaran agama dan ideologi sangat gencar, sehingga tidak sedikit menimbulkan ketegangan. Dalam situasi seperti ini penyiaran agama dengan berpegang pada kearifan lokal, akan membawa kedaamaian karena lebih mengutamakan rasa saling pengertian bukan dengan cara pemaksaan.
 
Penulis: Abdul Mun’im DZ