Warta SERBA-SERBI KONFERWIL PWNU JATENG

Produksi Rebana Brebes Menasional

NU Online  ·  Ahad, 13 Juli 2008 | 01:27 WIB

Brebes, NU Online
Sudah empat bulan terakhir ini produksi kerajinan alat musik jenis kendang yang terbuat dari kulit dan plastik di kabupaten Brebes mengalami banyak pesanan . Setiap bulan mereka memproduksi 75 kodi jenis rebana hingga 20 set drum dan jenis lainya.
 
Geliat kerajinan rakyat tersebut bisa terlihat di desa Kaliwadas, Kecamatan Bumiayu kabupten Brebes, sebagai sentra pengrajin alat musik yang memproduksi rebana, kendang hingga drum.  Pengarajin disibukan memproduksi alat musik yang sudah dipesan dari luar daerah.<>

"Bulan ini kami mendapat pesanan dari Lampung sebanyak 75 kodi rebana," kata Srianah dan Zainudin, suami istri yang menjadi pengrajin.
 
Setiap hari Srianah bersama suami mesti sibuk mengatur enam karyawan yang memproduksi alat musik dari kulit, untuk di kirim ke luar daerah. Biasanya, para pengrajin mengirim alat musik ini ke pedagang besar atau toko musik di Jakarta, Palembang dan Sukabumi.
 
Adapun Rohayati, yang telah memulai memproduksi alat musik kendang sejak delapan tahun lalu itu juga mengalami kesibukan yang sama. "Saat ini pesanan sedang tinggi, Mas" kata Rohayati kepada NU Online.
 
Menurut Rohayati, kenaikan pesanan musik jenis kendang dan drum ini sudah berlangsung sejak empat bulan terakhir ini. Saat ini para pedagang alat musik di Jakarta , Palembang dan Sukabumi banyak memesan alat musik jenis rebana dan kendang tradisional.
Dalam satu bulan terakhir ini, Rohayati maupun Srianah mengaku mengalami kenaikan omset mencapai Rp 20 juta hingga Rp 25 juta.
 
Di desa Kaliwadas sendiri dikenal sebagai desa pengrajin alat musik jenis kendang dan drum sejak tahun 2000 lalu, hingga kini jumlah pengrajin mencapai 70 orang yang rata-rata setiap pengrajin memiliki 4 hingga 7 tenaga kerja.
 
Membeli alat musik di desa Kaliwadas pun relatif murah. Para pengarjin menjual alat musik tersebut antara Rp 45 ribu hingga Rp 200 Ribu. "Harga tergantng jenis alat musik yang dipesan," kata Rohayati.
 
Kepada NU Online, mereka mengaku menjual  alat musik jenis Marawis seharga Rp 45 ribu setiap unit, sedangkan Remo Hadrah dan rebana Jawa masing-masing satu set seharga Rp 300 ribu dan Rp 700 ribu.
 
Rohayati juga mengaku, harga paling mahal yang ia produksi adalah satu set Marching Drum seharga Rp 20 juta , itu pun ia masih memberikan bonus bendera, sepatu dan topi untuk pemesan.
 
Pengrajin alat musik terbuat dari kulit dan plastik ini mampu menjadikan desa Kaliwadas sebagai sentra pengrajin alat musik. Namun, selama ini mereka tidak memiliki kelompok usaha maupun koperasi yang memayungi bisnis mereka. Mereka melakukan bisnis secara bebas dengan mengandalkan bank. (was)