Warta

Produk Bank Syariah Masih Terbatas

NU Online  ·  Ahad, 20 November 2011 | 11:17 WIB

Jakarta, NU Online
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengingatkan bahwa bank syariah menghadapi tantangan yang harus diselesaikan perbankan syariah itu sendiri. Salah satunya adalah keterbatasan produk keuangan syariah.

Oleh karena itu, dia mendorong agar perbankan syariah lebih inovatif dalam menciptakan produk syariah. "Pertahankan kemurnian dan keunikan produk syariah yang menjembatani sektor keuangan dan sektor rill, dan kita juga terus mendiring standarisasi keuangan syariah dengan standar keuangan syariah Internasional," kata Halim.<>

Lebih lanjut, Halim menjelaskan tantangan yang harus diselesaikan perbankan syariah sekarang ini adalah adanya keterbatasan legal framework keuangan syariah. "Perlu untuk memberikan keyakinan bagi calon investor, dan harus selaras dengan ketentuan internasional," ujarnya, baru-baru ini.

Halim mengatakan, perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan industri yang sama di negara-negara lain di dunia. Aset bank syariah Indonesia tumbuh empat kali lipat dibandingkan negara pesaing lainnya.

"Rata-rata pertumbuhan total aset perbankan syariah 40 persen dalam lima tahun terakhir. Di dunia hanya 10-15 persen," katanya. Halim menjelaskan, perbankan syariah Indonesia kini berada di posisi empat dunia, atau di bawah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi.

Posisi Indonesia lebih baik dibandingkan Bahrain dan Uni Emirat Arab. Kendati berada di posisi empat, perbankan syariah Indonesia mengalami pertumbuhan paling menonjol di antara negara lain. Namun, pertumbuhan industri bank syariah memang masih berada di bawah Turki. 



Redaktur : Syaifullah Amin