Warta

Problem Kerukunan Beragama Dipetakan

NU Online  ·  Sabtu, 8 Oktober 2011 | 02:29 WIB

Semarang, NU Online
Potensi masalah dan problem yang dimungkinkan ada dalam kerukunan antar umat beragama dipetakan. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng Jum’at (7/10), menggelar Rapat Kerja dengan agenda serius menjawab 150 soal yang dianalisis oleh enam tokoh agama utusan FKUB kabupaten dan kota.

Masing-masing daerah membahas berdasar fakta dan potensi yang ada di daerahnya sendiri. Karena setiap daerah berbeda masalah dan potensinya, maka hasil analisisnya dibuat secara khas.
<>
Difasilitasi para peneliti pada Lembaga Studi Sosial dan Agama (Elsa) Semarang, para tokoh agama guyub dalam pembahasan raker tersebut. Diantara yang dibahas adalah radikalisme maupun penyebaran aliran sesat di daerah masing-masing.

Ketua FKUB Jateng Abu Hafsin Umar menyatakan, hasil akhir raker tersebut adalah sebuah data. Nantinya akan dibukukan dan menjadi buku rujukan untuk mengambil tindakan tertentu. Baik oleh Pemda, penegak hukum maupun tokoh agama secara sendiri maupun bersama-sama.

“Kami ingin berbicara soal kerukunan berbasis data. Tak lagi sekedar kumpul berpidato dan bersalam-salaman. Kerukunan kami ini harus menghasilkan tawaran solusi masalah umat beragama,” tuturnya didampingi para tokoh agama tingkat Jawa Tengah.

Terdiri dari tokoh Islam Rosihan, tokoh Kristen Napsun Setiyono, tokoh Katholik Aloysius Suryanto, tokoh Budha Hadi Surya Dharma, tokoh Hindu Jaka Suyatna, dan tokoh Kong Hu Chu Khong Santoso.

Lebih lanjut Sekretaris FKUB Jateng Aloysius Suryanto mengatakan, para tokoh agama yang tergabung dalam FKUB selama ini selalu rukun saja dan umat masing-masing juga tidak pernah ada masalah.

Namun di tengah kerukunan itu ada pihak-pihak tertentu yang mengusik ketenangan umat beragama. Sehingga mau tidak mau para tokoh yang memimpin umat harus duduk bersama mencari solusi dan memberi sumbang saran kepada pemerintah maupun warga masyarakat.

“Kami para tokoh agama di FKUB dan umat kami tidak pernah ada masalah. Namun kami perlu merespon adanya gangguan kerukunan yang bernuansa agama. Semoga raker ini bisa memberi solusi,” tuturnya.

Sekretaris panitia Raker Taslim Syahlan yang juga pengurus MUI Jateng menyatakan, Raker FKUB kali ini sungguh luar biasa. Menurutnya, model analisis dan pemetaaan yang menghasilkan data itu baru pertama kali diadakan.

“Ini raker luar biasa. Baru pertama kali diadakan model begini. Nantinya FKUB akan berbicara dengan data,” ujarnya.

Acara tersebut dibuka Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih. Dalam sambutannya dia menyampaikan, Jawa Tengah memiliki tantangan berat, baik masalah agama maupun kemasyarakatan. Kekerasan bernuansa agama dan penyesatan berkedok agama masih terus terjadi. Terlebih terorisme sering muncul dan bibitnya ada di Jawa Tengah.

Karena itu dia mengajak seluruh komponen umat beragama untuk bersatu padu bersama pemerintah menyelamatkan masyarakat dari semua problem gawat tersebut.

“Jateng ini sarangnya teroris dan jadi target terorisme. Ada gerakan NII yang masif dan kelompok radikal yang terus bergerak. Maka, mari kita bersatu padu menangani masalah itu,” sambutnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan