Warta

Prancis Sediakan 70 Beasiswa Program S-2 dan S-3

NU Online  Ā·  Jumat, 5 Juni 2009 | 05:15 WIB

Jakarta, NU Online
Pemerintah Prancis menyediakan beasiswa kepada 70 mahasiswa Indonesia untuk program master (S-2) dan doktor (S-3) di negara tersebut dalam tahun ini. Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Philippe Zeller mengatakan, beasiswa ini merupakan program baru kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Selain memberikan beasiswa, kata Philippe, Prancis juga membantu Indonesia dalam bentuk seminar mengenai pengelolaan sumber daya alam kerjasama dengan alumni mahasiswa Pekerjaan Umum serta berbagai kegiatan lainnya yang mencerminkan hubungan makin erat antar kedua negara. "Keinginan Perancis bersama-sama melangkah lebih jauh membangun dan membuat rencana dalam kaitan mempererat persahabatan antar kedua negara," kata Philippe pada malam silaturahmi alumni pelajar Indonesia di Perancis di Jakarta, Kamis (4/6).<>

Kepada mahasiswa yang pernah menimbah ilmu di Prancis, Philippe menyatakan akan diterbitkan direktori alumni yang dapat diakses melalui website Kedubes dengan tujuan memperkuat jaringan para mahasiswa tersebut dan pemerintah Prancis. "Hingga saat ini sebanyak 3.200 mahasiswa Indonesia pernah belajar di Prancis, meliputi 25 bidang pengetahuan," kata Philippe.

Presiden Direktur dan General Manager Total E&P Indonesie (TEPI), Elisabeth Proust dalam kesempatan tersebut mengatakan, perusahaan kelima besar di dunia ini memberikan perhatian terhadap pendidikan di Indonesia, baik berupa pemberian beasiswa maupun bantuan pembangunan infrastruktur pendidikan. TEPI, katanya, sedang mengembangkan Education Quality Improvement Program (EQUIP) atau Program Peningkatan Kualitas Pendidikan, bertujuan meningkatkan standar Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kalimantan Timur untuk menjadi sekolah nasional plus dan internasional.

Sekjen Ikatan Alumni Mahasiswa Indonesia di Prancis, Endang Tohari menyambut baik upaya pemerintah Prancis melalui Kedubes di Jakarta untuk melakukan pertemuan mantan mahasiswa sebab upaya tersebut membangun terus persahabatan antar mahasiswa maupun persahabatan dengan pihak Prancis. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Dr Berkah Fajar, Dipl.Eng yang menyelesaikan studi doktoral di Universitas Valenciennes tahun 1999 lalu, mengatakan perhatian yang sangat besar pemerintah Prancis terhadap mahasiswa yang pernah belajar di negeri itu, patut dicontoh oleh Indonesia. (ant/mad)