Warta

PP LDNU: Doa Bersama di Istiqlal Sukses

NU Online  ·  Selasa, 20 April 2010 | 06:33 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) menilai acara Doa Bersama di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (18/4) meerupakan acara besar pertama yang digelar oleh PBNU pertama kali sejak Muktamar NU ke-32 di Makassar lalu. PP LDNU juga menilai bahwa acara tersebut sukses dan terselenggara dengan baik.

Penilaian ini didasarkan pada jumlah kehadiran jamaah yang mencapai puluhan ribu serta kehadiran sejumlah tokoh penting NU seperti Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan Rais Am Idaroh 'Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thoriqoh Mu'tabaroh an-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya. Sementara perwakilain pemerintah yang hadir antara lain, Direktur Urais dan Pembinaan Syariah Dr. H. Rohadi Abdul Fatah Kementerian Agama Rohadi Abdul Fatah, Sekretaris Daerah Pemda DKI Muhayat. Dan hadir mewakili pihak keluarga KH Abdurrahman Wahid adalah Zanuba Arifah Chafsoh (puteri almarhum).<>

Dalam ceramahnya, Habib Luthfi bin Yahya mengajak seluruh umat Islam, khususnya warga Nahdliyin untuk mencintai Rasulullah SAW dan keluarganya. Termasuk juga mencintai orang-orang yang mencintai Rasulullah SAW dengan menyokong kegiatan-kegiatan yang mengugah semangat cinta Rasul.

"Rasulullah SAW adalah mahluk Allah yang paling berhak mendapatkan cinta dari mahluk Allah lainnya. bahkan Allah SWT menjanjikan, akan menempatkan seorang Muslim di surga bersanding dengan yang dicintai. Jadi marilah berharap disandingkan di Surga bersama Rasulullah SAW dengan mencintainya dan berharap pada Syafaatnya," ajak habib Luthfi.

Sementara itu, Sekretaris LDNU Ustadz KHoirul Huda Basyir menyatakan, banyaknya para jamaah yang menghadiri Doa bersama dan memenuhi seluruh kawasan Masjid Istiqlal merupakan bukti bahwa NU dan warga Nahdliyin masih merupakan mayoritas Muslim di Jakarta dan sekitarnya.

"Hal ini juga berarti bahwa suara NU dan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah beserta amalan-amalan warga Nahdliyin masih merupakan idiologi dominan Islam Indonesia," tandas Khoirul Huda Basyir. (min)