Warta

Porsi Politik dan Kemasyarakatan NU Harus Seimbang

NU Online  ·  Kamis, 18 Februari 2010 | 01:09 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) ke depan disarankan untuk lebih mewujudkan keseimbangan antara porsi politik dengan kemasyarakatan, agar manfaat keberadaan NU semakin dirasakan oleh umat baik pada aras nasional maupun global.

Demikian diutarakan oleh Rektor Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang juga Rais Majelis Ilmi Jamiyatul Qurra' wal Huffazh (JQH) NU, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad kepada NU Online di Jakarta, Rabu (17/2).<>

“NU harus mampu mewujudkan keseimbangan antara porsi politik dan kemasyarakatan. Dua-duanya sangat penting bagi eksistensi dan kiprah dakwah NU, karena itu harus diperhatikan secara proporsional dan seimbang,” papar Ahsin Sakho Muhammad.

Lebih lanjut Ahsin yang juga menjabat sebagai Rais Pimpinan Pusat Majelis Ilmi Jam’iyatul Qurra wal Huffazh (JQH) NU mengatakan, bila NU hanya memperhatikan salah satunya dengan menguatkan satu porsi atas lainnya, posisi NU akan lemah. Namun bila porsi keduanya dapat diperhatikan secara seimbang, NU akan semakin menguat. Hal tersebut akan berdampak pada penguatan posisi tawar NU baik di mata umat, negara maupun masyarakat global.

“Kekuatan NU sangat strategis dan dihitung dunia. Karena itu NU harus mampu menjaga keunggulan yang dimiliki dengan membangun porsi seimbang antara perhatian pada sektor politik dan kemasyarakatan,” tutur dia.

Menurut Ahsin, sebagai populasi mayorotas bangsa ini, keikutsertaan NU mengurusi ranah politik sebagai hal niscaya sekaligus tuntutan untuk memperkuat perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun pada saat bersamaan, NU tidak boleh melupuakan masalahan kemasyarakatan, seperti penguatan sektor ekonomi, pendidikan, pertanian, kesehatan dan peningkatan kesejahteraan keluarga umat.

“NU perlu menjadi jembatan emas hubungan antara negara dengan masyarakat dengan mengambil posisi seimbang,” ujar dia.

Dia melanjutkan, “Muktamar ke-32 NU di Makassar diharapkan dapat mengembangkan keseimbangan perhatian terhadap sektor politik dan kemasyarakatan, agar peran NU sebagai kekuatan dunia Islam semakin dihitung baik pada aras nasional maupun global.” (hir)