Pilkada di NTB, Politisi Mulai Dekati Para Tuan Guru
NU Online · Ahad, 20 Februari 2005 | 16:46 WIB
Jakarta, NU Online
Menjelang pemilihan langsung yang akan berlangsung, para politisi yang berminat menjadi kepala daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai mendatangi para tuan guru-tuan guru yang sangat dihormati oleh para penduduk setempat. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ketua PWNU NTB Saiful Muslim ketika dihubungi NU Online (20/02).
Pada tahun 2005 ini, di wilayah NTB terdapat 5 daerah yang akan mengadakan pemilihan daerah secara langsung yang meliputi daerah Kota Mataram, Lombok Tengah, Kab. Dompu, Bima dan Sumbawa.
<>“PWNU NTB untuk sementara masih mengikuti perkembangan, melihat dulu, belum mensikapi secara resmi karena masih dalam proses dan belum ada yang secara resmi, belum ada yang dibuka pendaftaran, tapi secara pribadi, tokoh-tokoh NU ada yang berminat mengikuti,” tandasnya.
Dikatakannya bahwa kader NU yang ada di NTB cenderung tersebar dalam berbagai partai politik, tidak dominan seperti di Jawa Timur yang sebagian besar PKB. “Secara umum distribusi kader NU di parpol merata, ada yang di PPP. Golkar, PDIP jadi tidak utuh. Jadi mungkin potensi untuk menyatukan tokoh dari NU sulit, dan secara pribadi belum ada yang datang ke PWNU untuk berkomunikasi dengan PW atau cabang,” imbuhnya.
Berdasarkan pengalaman pemilu presiden lalu di NTB, warga nadhliyyin tak selalu memilih calon yang dari NU dan karena itu jika menginginkan adanya pimpinan daerah dari NU, harus dilakukan konsolidasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak yang terkait.
“Kita memang berupaya, walaupun tidak secara langsung, setelah melihat kader-kader kita atau kader lain yang memiliki kesamaan pandangan dengan NU, mungkin kita usahakan agar warga kita juga berpihak pada kepentingan kita,” imbuhnya.
Pilkada awal mungkin juga akan dilaksanakan pada bulan Juli jika memang tidak ada pengunduran dari pemerintah. Dalam hal ini kabupaten Kota Mataram dan Lombok yang mendapat giliran pertama karena masa jabatan sudah habis pada bulan Desember 2004 lalu.
Sampai saat ini kondisi di NTB tetat tenang dan belum kelihatan ada konflik. “Tetapi saya kira potensi tetap ada, kita waspadai dan kita antisipasi, mungkin juga pekerjaan kami di daerah untuk memberikan informasi, sekurang-kurangnya kepada jamaah supaya tidak terpancing dengan kepentingan sesaat seperti itu,” imbuhnya.(mkf)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua