Gairah ber-NU di kalangan nahdiyin Sulawesi Selatan pasca Muktamar ke-32 di Makassar tampaknya makin deras. Hal itu terbukti dengan berdirinya Pesantren Nahdlatul Ulama di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, sekitar 30 Km arah selatan Kota Makassar.
Pesantren yang mengabadikan langsung nama NU itu telah dilakukan peletakan batu pertamanya bersamaan dengan pembangunan gedung perkantoran yang diberi nama Bai’at Al Dakwah PCNU Takalar di lokasi yang berbeda oleh Wagub Sulsel H M. Agus Arifin Nukman bersama Ketua PBNU H Hilmi Muhammadiyah, Rais Syuriyah PBNU KH Sanusi Baco LC dan Bupati Takalar DR H Ibrahim Rewa MM dan Ketua PCNU Takalar Hasid Hasan Palogai, Rabu (19/5) lalu.<>
Seperti dilaporkan Jurlan Em Saho’as, pesantren yang berlokasi di Borong Taipayya Kecamatan Galesong dibangun di atas lahan 10.000 m2, merupakan wakaf H Ropu, seorang tokoh NU setempat, termasuk di dalamnya sebuah masjid yang sudah dibangun lebih dahulu dengan dana sekitar Rp 100 juta.
Sebagai tahap awal, kata Ketua Pelaksana Harian Yayasan Abd Hamid Hamta akan dibangun sebanyak 6 ruang belajar yang akan diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 300 juta. Pesantren ini diharapkan tahun ajaran baru ini sudah menerima santri, apalagi lokasinya sudah dialiri listrik.
Khusus gedung Bai’at Al Dakwah yang dibangun di atas lahan sekluas 300 m2 berlantai 2 dengan perkiraan anggaran Rp 650 juta. Semua dana yang dibutuhkan kedua gedung tersebut bersumber dari swadaya pengurus dan warga masyarakat setempat.
Dengan berdirinya Pesantren NU di daerah yang terkenal dengan kerajinan anyaman tikarnya itu maka sudah tiga pesantren di Sulsel yang mengabadikan nama NU dan dikelola langsung pengurus NU, dua sebelumnya adalah Pesantren Nahdlatul Ulum (Kabupaten Maros) dan Pesantren NU Kabupaten Jeneponto.
Wagub Sulsel H M. Agus Arifin Nukman yang juga salah seorang Mustasyar Nu Sulsel dalam sambutannya mengatakan, secara pribadi maupun dinas akan berupaya semaksimal mungkin membantu percepatan pembangunan kedua gedung tersebut. NU di Sulsel sangat besar peranannya di dalam pembinaan ummat, baik melalui dakwah maupun pendidikan di pesantren dan madrasah.
Ketua PBNU H. Hilmi Muhammadiyah dalam sambutannya mengakui, NU identik dengan pesantren dan masjid karenanya salah satu rekomendasi yang dihasilkan Muktamar NU di Makassar belum lama ini adalah NU makin mempertajam programnya pada pembinaan dan pemberdayaan pesantren.
“Kita sebenarnya baru melakukan sosialisasi dari hasil muktamar namun jamaah NU di Sulsel sudah lebih dahulu merealisasikan, bahkan yang pertama mewujudkan dua pilar sekaligus yaitu dakwah dan pendidikan. Hal itu juga sejalan dengan misi kembali ke pasantren,” tambahnya. (jur)
Terpopuler
1
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
2
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
3
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha
Terkini
Lihat Semua