Pesantren Dukung Pelestarian Keanekaragaman Hayati
NU Online · Kamis, 10 Desember 2009 | 11:05 WIB
Rasa memiliki untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan dan keanekaragaman hayati serta masyarakat yang hidup disekitarnya sudah saatnya disebarluaskan sehingga kesadaran dan daya dukungnya dapat tumbuh lebih optimal.
Keberadaan strategis pesantren, madrasah berserta kiai, guru dan ustadznya serta jaringan alumninya yang menetap di desa sekitar hutan, sekitar taman nasional dan daerah aliran sungai merupakan potensi dan peluang yang dapat dioptimalkan untuk mengerahkan segala daya upaya guna melakukan reforestasi konservasi dan pemanfaatan hutan, tanah, air dan keanekaragaman hayati.<>
Terobosan yang dilakukan untuk mengoptimalkan spirit religi untuk konservasi inilah yang dilakukan oleh Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan (GNKLNU) dengan mengintegrasikan potensi sumberdaya pesantren, progresifitas santri sernior dan kepeloporan ulama.
Program Manager GNKLNU Anas Taher menjelaskan, mereka diharapkan dapat menggerakkan kesadaran masyarakat dan potensi multisumberdaya dari multisektor untuk memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya hayati secara berkelanjutan.
”Strategisitas keberadaan pesantren yang menetap di pedesaan merupakan potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengerrahkan segala daya upaya untuk mengembangkan upaya pembelajaran pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati sebagai upaya penyelamatan ekologis dan pengemtasan kemiskinan ekonomi,” katanya, Kamis (10/12).
Upaya yang dilakukan GNKLNU ini mendapat sambutan positif dan dukungan dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) dengan menyediakan petunjuk praktis pembelajaran konservasi dan pemanfaatan keamekaragaman hayati bagi komunitas pesantren dan masyarakat pedesaan.
“Ini merupakan upaya yang cukup penting untuk mengisi kelangkaan ketersediaan informasi panduan pelatihan praktis, tidak hanya bagi para praktisi pengeloaan hutan, tetapi juga bagi siapapun yang ingin mengetahui keanekaragaman hayati,” katanya.
Modul yang ada ini mendasarkan diri pada sumber keagamaan yang ada, yaitu Al Qur’an, hadist, keteladanan dan kesalehan para sahabat nabi, tabiin, dan ulama serta referensi kutubussalafiyah (kitab klasik) untuk membumikan kembali nilai-nilai Islam rahmatan lil alamiin sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab kekhalifahan manusia di bumi untuk melakukan tindakan hifdzul bi’ah (menjaga dan melestarikan lingkungan) serta melakukan tindakan isti’mar (membangun kemakmuran secara berkelanjutan) di muka bumi.
Pembuatan buku ini telah melalui diskusi intensif dengan berbagai fihak dan telah dicoba diimplementasikan di pesantren Annuqoyyah Guluk-guluk Madura, pesantren Wanatani Blitar dan di beberapa tempat lain.
Keterlibatan pesantren dalam berbagai agenda pembangunan ini sudah berlangsung lama, pesantren turut mensuksekan program KB, demokratisasi dan globalisasi sehingga agenda penyelamatan lingkungan bukan hal yang asing lagi bagi pesantren dengan pendekatan religius dan kearifan lokal.
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropis terbesar di dunia setelah Brazil dan Zaire dengan jumlah total mencapai 120 juta hektar. Hutan ini memiliki populasi 70 persen satwa dan tumbuhan dunia sehingga hilangnya hutan berarti hilangnya berbagai jenis tumbuhan dan satwa didalamnya.
Hutan tropis di Indonesia memiliki 515 jenis mamalia dan 63 jenis mamalia langka serlain, itu 39 mamalia adalah mamalia yang tidak dijumpai di tempat lain. Jenis burung mencapai 1531 dan diperkirakan ada 397 jenis burung yang tidak ditemukan di daerah lain. Sementara, dari sisi tumbuhan, terdapat 38.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi yang juga memiliki jenis endemic. Hutan Indonesia juga memiliki peran penting dalam memberikan jasa lingkungan, seperti menjadi daerah tangkapan dan pengaturan air, penangkapan dan penyimpanan CO2.
Luas dan kayanya hutan Indonesia telah menjadi sumber kehidupan sejak zaman dahulu. Diperkirakan terdapat 48.8 juta penduduk yang hidup di sekitar hutan dan diantaranya 3.4 merupaan golongan miskin. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua