Pesantren Asshiddiqiyah Siap Bantu Pemerintah Jaga Kawasan Perbatasan
NU Online · Sabtu, 5 September 2009 | 21:39 WIB
Santri dari Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, siap membantu pemerintah untuk menjaga kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Namun, hal tersebut tidak dilakukan dengan pendekatan militer, melainkan melalui jalur dakwah.
Demikian dikatakan Pengasuh Pesantren Asshiddiqiyah, KH Nur Muhammad Iskandar SQ, kepada wartawan di sela-sela pelatihan bertajuk Pesantren Ramadhan Bela Negara di kompleks Pesantren itu, di Kedoya, Jakarta, Sabtu (5/9) sore.<>
Menurut Kiai Nur, pihaknya kini sedang mempersiapkan sejumlah santrinya dikirim ke kawasan perbatasan untuk melakukan dakwah. “Ini juga sekaligus test case (uji coba): bisa enggak para santri itu dikirim untuk ‘mengisi’ perbatasan,” ujarnya. Sebab, lebih dari 2.000 kilometer di kawasan antara Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan itu kosong, sehingga menimbulkan kerawanan.
Ia menjelaskan, ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia makin nyata. Bukan hanya ancaman terhadap pulau-pulau terluar, tetapi juga di daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. “Saya dapat informasi, beberapa pagar/batas (Indonesia-Malaysia) itu digeser (berkurang) 3 kilometer,” katanya.
“Di wilayah perbatasan itu juga, ada kelompok masyarakat kita yang lebih senang ke negari Jiran (Malaysia) daripada ke Indonesia,” imbuh Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan itu.
Kondisi tersebut, katanya, tentu tak bisa dibiarkan. Semua pihak, tak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat, turut bertanggung jawab atas masalah tersebut.
Persempit ruang gerak terorisme
Program pengiriman santri ke daerah perbatasan itu, jelas Kiai Nur, juga untuk mempersempit “ruang gerak” terorisme. Mereka, para santri, sekaligus melakukan dakwah Islam moderat, yang tak mengajarkan kekerasan, ekstrimisme atau radikalisme.
“Untuk memberikan wawasan Islam yang moderat, Islam yang tidak ekstrim, Islam yang sesuai dengan ‘habitat’ bangsa Indonesia,” ujar Kiai Nur.
Untuk kepentingan itu pula, dalam waktu dekat, pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mengirimkan 1.300 santri. Para santri itu nantinya akan berdakwah sekaligus ditempatkan di 1.300 desa se-Bengkulu.
“Visinya, menyelamatkan Indonesia dari orang-orang yang ingin menyerobot Republik ini. Dan, mempersempit ruang gerak terorisme. Syukur-syukur kalau bisa terorisme itu hilang. Sehingga stigma di masyarakat bahwa pesantren itu adalah tempat untuk mencetak teroris, bisa dihilangkan,” terangnya. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
5
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
6
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
Terkini
Lihat Semua