Pesantren Al Ittifaq, Contoh Keberhasilan Pesantren Berbasis Agribisnis
NU Online · Rabu, 13 Agustus 2003 | 10:52 WIB
Jakarta, NU Online
Pesantren berbasis agribisnis dapat memberikan banyak manfaat baik bagi para santri maupun masyarakat sekitarnya. Contoh keberhasilannya dapat ditengok di Pesantren Al Ittifaq yang terletak di selatan kota Bandung +/- 40 km di kampung Ciburial desa Alamendah Kec. Rancabali Kab. Bandung.
Saat ini dibawah payung Kopontren Al Ittifaq, para santri mukim yang berjumlah 326 orang mengelola 18 hektar tanah yang ditanami sekitar 26 jenis sayuran sesuai dengan permintaan pasar dan hasilnya dijual ke berbagai supermarket di Bandung dan Jakarta.
<>Sejarah pesantren ini mulai pada tahun 1934 yang didirikan oleh KH Mansyur dengan sistem pendidikan tradisional sebagaimana pesantren umumnya.. Pada tahun 1970 tongkat kepemimpinan pesantren dipegang KH Fuad Affandi yang memadukan pendidikan pesantren dengan kegiatan agribisnis dengan alasan bahwa sebagian besar santri berasal dari daerah pedesaan.
Pesantren ini menetapkan visi “Memberdayakan umat melalui ilmu agama dan usaha berwawasan agribisnis dan kemudian didukung oleh misi meningkatkan ketakwaan dan taraf hidup masyarakat pondok pesantren maupun masyarakat sekitarnya agar hidup mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraannya serta kualitas hidpnya”.
Penghargaan besar telah diraihnya atas usahanya dalam mengelola agribisnis yang ramah lingkungan tanpa pestisida, yaitu penghargaan Kalpataru dari pemerintah RI. Keberhasilan tersebut dicapai karena pesantren tersebut menerapkan strategi pengembangan agribisnis yang menunjang keberhasilan pengelolaan produk, yaitu strategi pemilihan komoditi, perencanaan, proses pengelolaan, serta strategi pembuatan kontrak dan hubungan kerjasama dengan pihak lain.
Agar sistem agribisnis yang dijalankan dapat berhasil dengan maksimal, proses pengelolaan lahan hingga distribusinya ke tangan konsumen banyak dilakukan oleh para santri. Mereka dikelompokkan sesuai dengan minat, tingkat pendidikan, serta ketrampilan khusus yang diberikan dan dikuasai, sehingga dalam mengelola usaha agribisnis di pesantren tersebut. Fungsi para santri dan ustad dikelompokkan menjadi pengurus inti organisasi agribisnis, kesekretariatan, mandor kebun, pengemas produk, pemasar produk, pekerja lapangan, dan petugas pengadaan barang.
Salah satu keberhasilan lain yang dicapai oleh pesantren Al Ittifaq adalah dalam kemitraan dengan Hero Supermarket yang telah diritis sejak 1990. Kunci kerjasama yang baik tersebut adalah Al Ittifaq mampu menjaga kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu pengiriman sesuai dengan permintaan konsumen.
Dengan didasari ketiga hal tersebut, saat ini Al Ittifaq mampu mengembangkan kemitraan dengan Makro Bandung, Makro Jakarta, Matahari, Superindo, Diamond Tangeran dan PT Kaisar.
Keberhasilan kerjasama tersebut tidak hanya dilakukan dengan pihak swasta, melainkan juga dengan pemerintah melalui penandatanganan MoU antara Pesantren Al Ittifaq dengan perum Perhutani atas hak pengelolaan hutan seluas 400 Ha untuk proses reboisasi lahan dengan tanaman pinus dan Suren.(mkf)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua