Jakarta, NU Online
Jarangnya tokoh NU lokal yang mengemuka baik gagasan, kiprah maupun pemikirannya karena sedikitnya akademisi NU yang menulis kiprah mereka. "Itu sebabnya kita jarang mengenal simpul tokoh-tokoh NU di daerah serta kiprahnya," ungkap Asep Mukhtar Muhtadi, Pegawai Arsip Nasional RI dalam diskusi Manajeman Kearsipan di gedung PBNU beberapa waktu lalu.
Padahal, kata Asep, Nahdlatul Ulama memiliki ribuan tokoh dalam berbagai bidang yang tersebar di seluruh tanah air. Mereka bukan saja para kyai yang menjadi figur sentral di daerahnya, tetapi juga tokoh dari berbagai displin dan profesi. "Cuma jarang bahkan tak ada yang menulis kiprah mereka," katanya menyayangkan.
<>Karena itu, Asep mengharapkan kader-kader NU yang sedang menyelesaikan skripsi, tesis dan disertasinya untuk menulis kiprah tokoh-tokoh NU lokal. "Kalau ini dilakukan secara kontinyu akan terkumpul dan terekam khasanah tokoh-tokoh NU dan pemikirannya, sehingga bisa dilacak kiprahnya dalam membangun kesadaran di tengah masyarakatnya," ujar Asep.
Dalam catatan Asep yang kerap berkunjung di kearsipan daerah, sangat jarang ditemukan catatan dan dokumen tentang sejarah maupun kiprah tokoh-tokoh NU. Hal ini bukan saja karena manajemen kearsipan di daerah yang amburadul, tetapi mungkin juga karena dokumen tersebut dihilangkan untuk menghilangkan jejak dan kiprah NU. "Karenanya jangan heran kalau NU tidak populer di luar Jawa. Hal ini dikarenakan tidak bisa di lacak dokumentasinya," ujarnya.
"Makanya, ketika seorang peneliti baik asing maupun lokal menulis kiprah NU di daerah luar Jawa cenderung tidak menyebut kiprah NU karena tidak ditemukan referensi yang memadai tentang NU," tukasnya.
Untuk itu, lanjut Asep, kedepan perlu adanya upaya yang lebih sistematis di dalam tubuh NU untuk menelusuri jejak pemikiran tokoh-tokoh NU dan mendokumentasikannya."Jangan meremehkan hal ini, siapa yang bisa menjamin generasi muda NU kedepan akan mengenal kiprah NU dan tokoh-tokohnya, kalau tidak dari referensi yang terdokumentasi," papar mantan aktivis PMII Ciputat ini. (cih)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
5
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Hikmah Hijrah Nabi Muhammad kanggo Generasi Milenial lan Z
Terkini
Lihat Semua