Warta

Peran NU untuk Kawal Kekuasaan

NU Online  ·  Senin, 16 Agustus 2004 | 13:08 WIB

Jember, NU Online
Ulama NU harus mengembalikan peran mengawal kekuasaan. Demikian diungkapkan Plh Ketua Umum PBNU, Masdar Farid Mas'udi, dalam seminar yang digelar Forum Peduli Warga NU Jawa Timur, di Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Sumber Wringin Jember, Senin(16/08).

Menurut Masdar, peran ulama seharusnya tidak sampai masuk ke arena politik dan kekuasaan, sehingga ulama masih bisa menjaga netralitasnya. Masdar menjelaskan, tugas ulama dan NU tidak untuk memperebutkan kekuasaan, melainkan untuk mengawal kekuasaan. Sehingga kekuasaan dipahami sebagai amanat rakyat.

<>

“Ulama itu fungsinya untuk mengawal proses menacapai kekuasaan. Bukan malah memperebutkannya. Oleh karena itu, NU sebagai organisasi ulama harus berada di luar sistem kekuasaan,” ujar Masdar.

Tugas yang jauh lebih mendasar, kata Masdar, bagi NU bukan siapa yang berkuasa, melainkan bagaimana perilaku penguasa dalam memegang amanah rakyat.

Masdar mengakui, dalam Nahdlatul Ulama ada masalah atas supremasi ke-ulama- an, karena ulama sibuk dengan pesantren, sehingga tidak bisa mengontrol kegiatan NU. Akibatnya, jajaran tanfidziyah lebih dominan dari pada syuriyah, padahal seharusnya syuriyah yang dominan, karena tanfidziyah tidak seluruhnya berasal dari unsur ulama.

Dalam acara tersebut juga dihadiri ulama kharismatik, KH Khotib Umar. Dalam sambutannya, KH Khotib berharap agar warga NU menjaga ukhuwah islamiyah. Jangan sampai rencana muktamar dan Pilpres Putaran ke-2 justru memecah belah NU dan ummat Islam. (kd-hns)