Pentingnya Belajar “Mendengar” Masyarakat
NU Online · Jumat, 8 Oktober 2010 | 06:39 WIB
Terkait dengan upaya pemberdayaan masyarakat di tingkat grassroot Kiai Abas Mu’in melihat kecenderungan, kelompok elit dan berilmu biasanya ingin mendikte dan doktriner, kurang memberi ruang kepada masyarakat menyampaikan aspirasinya.
Para kiai NU menurutnya juga kurang memberi ruang untuk mendengar masyarakat, tetapi mereka lebih kuat dalam tradisi belajar dan membaca. Karena itu, proses pencerahan kepada kalangan kiai dilakukan dengan memberikan buku-buku literatur kepada mereka.<>
Salah satu upaya yang berhasil dilakukan adalah membikin forum pesantren dan petani di daerah Jawa Tengah untuk menggali kebutuhan mereka. Dan terbukti, ketika berhasil mengidentifikasi kebutuhan dan upaya solusinya, mereka berhasil mandiri dan mengembangkan diri tanpa terlibat pada aspek politisasi.
Kiai Abas yang juga aktif di LSM Bina Desa ini juga menyarankan agar dalam melakukan aktifitas, agar tidak memandang masyarakat obyek, tetapi subyek dan co-subyek.
“Obyeknya adalah realitas kehidupan dia, masyarakat, lingkungan di desa itu. Dari situ akan bisa terumuskan masalah yang satu dengan yang lain, budaya ekonomi, politik dan lainnya,” tuturnya.
Dari pengalamannya ketika turun ke lapangan di desa-desa semasa menjadi ketua PP Lakpesdam NU, ia berusaha tampil bersahaja dan tidak menunjukkan identitasnya. Ini ditujukan agar masyarakat menganggap dirinya setara dengan demikian bisa terjadi dialog dengan cair.
“Begitu mereka menganggap tidak ada kesetaraan, dialog tidak terjadi,” tandasnya.
Dalam membangun sebuah sinergi dan program dari lembaga PBNU, ia sepakat perlunya pilot project bersama sehingga aspek kesulitan dan keberhasilannya bisa dipelajari. yang nantinya disebarluaskan pada daerah-daerah yang ada disekitarnya (Bersambung). (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua