Menyusul makin padatnya Masjidil Haram karena jamaah dari berbagai negara mulai berdatangan, maka akses masuk Masjidil Haram diperketat. Di pintu-pintu utama berjaga puluhan askar (petugas keamanan). Bila sebelumnya jamaah bebas melenggang keluar masuk, maka mulai kemarin tidak lagi.
Para askar akan memeriksa jamaah yang membawa barang bawaan di luar kewajaran. Barang yang dibawanya pun tak luput dari pemeriksaan. Hal yang sama juga dilakukan di tangga berjalan yang menjadi akses utama menuju lantai dua dan tiga (bagian atap) masjid tempat Ka”bah berdiri itu. Sekelompok jamaah perempuan asal Indonesia yang melenggang masuk segera dipanggil petugas<>.
“Siti Rahmah, come here,” teriaknya. Rupanya, mereka memanfaatkan jeda waktu antara shalat Ashar dengan Maghrib untuk pergi berbelanja. Seorang askar memeriksa barang belanjaaan mereka. Sedang tas paspor atau tas tangan lewat dari pemeriksaan. Berdasar pemantauan Republika, Masjidil Haram dipadati jamaah tak hanya di waktuwaktu shalat saja, namun hampir sepanjang hari. Pada waktu-waktu shalat, jamaah bahkan meluber hingga halaman depan dan samping Masjid.
Selain itu, lantai dua dan lantai atap yang biasanya sepi jamaah, kini mulai dijejali baik jamaah laki-laki maupun perempuan. Bahkan, untuk thawaf dan sai juga banyak yang memanfaatkan lantai dua, akibat sesaknya jamaah di lantai dasar. Terkait dengan makin padatnya Masjidil Haram, pengamanan terhadap jamaah Indonesia juga ditingkatkan. Apalagi, setelah beberapa kasus kejahatan mulai menimpa jamaah calon haji asal negeri kita. Seperti diberitakan, pada Rabu (4/10) terjadi empat kasus kejahatan terhadap jamaah di dalam area Masjidil Haram.
Korbannya rata-rata kehilangan dokumen penting dan uang antara 100 hingga 1.400 riyal. Kasus penipuan sekaligus perampasan uang dialami jemaah perempuan lanjut usia, Saisah Tamiami Adnan binti Tjarsa (70) yang kehilangan uang living costnya senilai 1.400 riyal (sekitar Rp 3,5 juta) setelah ditipu dua orang tak dikenal. Lalu, Juwan Parta bin Parta dirampas senilai 630 riyal (sekitar Rp 1,6 juta) dan rupiah senilai Rp 2,5 juta.
Jamaah lain, Junarto dari Kloter 4 Banten menjadi korban pemerasan dan kehilangan uang senilai 4.000 riyal (Rp 10 juta). Sementara, Lulu Nurhayati (40), jamaah asal Kloter 3 embarkasi Surabaya mengalami pelecehan seksual pada Selasa (3/11) malam saat melakukan ibadah umroh. Menurut Kepala sektor khusus jamaah tersesat di Masjidil Haram, Ali Saepudin, jumlah petugas berpakaian preman yang beredar di sekitar Masjidil Haram akan ditambah. Mereka akan disebar baik di dalam maupun di luar Masjidil Haram.
"Jamaah yang terpisah dari rombongannya sangat rawan menjadi korban kejahatan," katanya seperti dilansir Republika online. Ia menyayangkan, pelaku kejahatan hampir semuanya adalah warga negara Indonesia juga. Karenanya, ia mengimbau agar para jamaah tidak gampang percaya pada orang yang baru dikenalnya, walaupun ia berbahasa Indonesia atau bahkan mengenakan baju mirip seragam petugas haji.
Ia juga meminta jamaah agar jangan pernah menyerahkan atau memperlihatkan isi tasnya kepada orang lain. ””Imbauan itu kami sampaikan pada jamaah saat mereka masih di dalam bus,”” tambahnya. Saat ini, total jumlah petugas sektor khusus jemaah sesat jalan sebanyak 18 orang. Sebanyak 12 orang didistribusikan ke empat pos yang ada di sekitar Masjidil Haram. Petugas-petugas itu bekerja secara bergiliran selama 24 jam sehari. (dar)
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
3
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
4
Gencatan Senjata Israel-Hamas
5
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
6
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
Terkini
Lihat Semua