Warta

Peningkatan Kerjasama Untuk Tolak Terorisme

NU Online  ·  Sabtu, 12 Juli 2003 | 22:44 WIB

Jakarta, NU.Online
Konferensi para pakar Islam di Kuala Lumpur, Sabtu, sepakat umat Islam harus menolak penafsiran "sempit," ideologi yang ekstrim dan aksi teror". Demikian salah satu butir yang dihasilkan dalam konferensi yang dihadiri sekitar 800 peserta dari 33 negara, bertempat di Putrajaya, ibukota administartif Malaysia dekat Kuala Lumpur untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi negara-negara Muslim di dunia.

"Penafsiran yang salah dan menyimpang harus diralat  dengan menolaknya," kata Nakhaie Ahmad dari Malaysia, ketua penyelenggara konferensi itu. Salah satu dari para pemimpin Islam yang paling berpengaruh,
Mohamad Syed Tantawi dari Universitas Al Azhar Kairo, juga mengecam serangan oleh para pembom bunuhdiri. Ia mengatakan kelompok-kelompok yang mempraktekkan ekstremisme dan melakukan pemboman bunuh diri adalah musuh-musuh Islam.

<>

Akan tapi, para pakar yang hadir dalam petemuan itu sependapat bahwa negara-negara Muslim harus membangun kekuatan militer mereka, tanpa tergantung pada negara-negara asing. Mereka pada akhir konferensi tiga hari menyatakan negara-negara Muslim harus bekerjasama dalam riset dan pembangunan militer, intelijen, teknologi dan pelatihan militer.

PM Malaysia Mahathir Mohamad sebelumnya mengimbau negara-negara Muslim mempersenjatai diri mereka sendiri "menanamkam rasa takut di hati musuh-musuh mereka... bukan sebagai agresor tapi untuk
mempertahankan diri kita sendiri," ungkapnya.

Brigjen Najmi Ahmad dari Malaysia mendesak negara-negara Muslim menjadi pengusaha pabrik senjata untuk mengurangi ketergantungan mereka pada impor dari negara-negara maju. Para pakar itu juga sepakat bahwa "usaha-usaha serius harus dilakukan untuk membebaskan umat Islam dari keterbelakangan, kemiskinan dan penindasan."

Mahathir mengatakan ajaran-ajaran agama yang keliru  menyebabkan umat Islam terbelakang dan mudah ditindas. Dalam sebuah pernyataan setelah konferensi itu para pakar mengatakan satu kesadaran harus diciptakan di kalangan masyarakat Islam tentang bahaya gloablisasi, yang "dirancang oleh negara-negara
kuat yang adalah kolonialis-kolonialis baru atau neo-imperialis". tambahnya.

Dalam konferensi itu mereka juga memutuskan wanita harus diizinkan memainkan satu peran penting di masyarakat Muslim. Satu sekretariat tetap yang berpusat di Kuala Lumpur akan dibentuk sebagai badan pemikir untuk para para pakar dan intelektual Islam di seluruh dunia.(Atr/Cih)