Warta

Pengajaran Aswaja Perlu Kemasan yang Pas untuk Generasi Muda

NU Online  ·  Jumat, 11 Juni 2010 | 11:03 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua PBNU Imam Aziz menyatakan salah satu amanat Muktamar ke-32 NU adalah pengembangan dan memperkokoh ajaran aswaja mengingat belakangan ini banyak sekali serangan dari kelompok lain.

Agar ajaran aswaja ini menarik, ia menegaskan, cara penyampaian dakwah ajaran aswaja perlu kemasan yang pas dan menarik, terutama bagi generasi muda agar tidak menoleh pada ajaran lain yang juga disampaikan dengan bagus dan banyak dimunculkan di TV sehingga bisa-bisa secara tidak sadar generasi muda NU pindah haluan.<>

Hal ini disampaikannya ketika menerima rombongan guru dan pengurus Maarif NU Tuban di gedung PBNU, Jum’at (11/6).

“Kita akan menyediakan modul-modul pelatihan dan pendidikan berbasis aswaja yang aplikatif untuk semua level,” katanya.

Diharapan 17 kepala madrasah Aliyah yang berada dibawah naungan Maarif NU se-Tuban itu, ia juga menyapaikan bahwa kaderisasi merupakan hal yang sangat penting, dan NU membutuhkan tenaga ahli dalam berbagai bidang untuk masuk dalam sektor-sektor strategis.

Saat ini, Indonesia telah mengalami proses industrialisasi, yang disayangkan, tak banyak kader NU yang terlibat didalamnya, baik dalam proses pengambilan keputusan sampai pada operasionalnya. Tak heran, banyak penolakan terjadi di daerah akibat ketidaksiapan ini.

“Industrialisasi bisa menbawa azab atau membawa nikmat, menjadi azab kalau kita tidak bisa mengendalikannya, dan menjadi nikmat kalau kita ikut dalam proses itu,” tandasnya.

Jika NU mampu melakukan kaderisasi dengan baik dan menghasilkan para ahli dan professional yang dibutuhkan dalam proses industrialisasi itu, maka akan menjadi bagian penting, tetapi jika kaderisasi mengalami kegagalan, kalangan NU hanya akan berada di pinggiran saja sementara proses pembangunan ini dikuasai oleh kelompok lain yang lebih siap.

“Mereka pelan-pelan akan mewarnai dan menguasai Indonesia, karena itu seluruh jajaran NU, mulai dari PBNU sampai ranting harus bekerjasama dan berusaha keras meningkatkan SDM NU,” imbuhnya.

Kader Tangguh NU


Imam Aziz juga menuturkan bahwa banyak kader NU tangguh yang bersedia mengorbankan diri untuk berdakwah. Dari kunjungannya ke Papua baru-baru ini, ia banyak menemui para alumni pesantren yang mendirikan madrasah dan pesantren di sana dengan tantangan yang berat mengingat kondisi alam yang kurang kondusif.

“Mereka mendirikan madrasah dan pesantren, dan harus ada lambang NU-nya,” katanya menggambarkan betapa besarnya ghirah ke-NU-an mereka.

Dengan nada canda ia berpendapat, para generasi muda NU itu tak hanya menjadi kiai, tetapi menjadi wali karena mampu merintis dakwah dari titik nol dan akan tetap dihormati meskipun nantinya sudah meninggal. (mkf)