Pendidikan Kebencanaan Diharapkan Diintegrasikan pada Kurikulum Pesantren
NU Online · Ahad, 9 Agustus 2009 | 10:54 WIB
Indonesia merupakan negera yang memiliki risiko bencana cukup tinggi, baik bencana alam seperti gempa, gunung berapi atau tsunami maupun bencana yang terjadi akibat perubahan iklim seperti banjir, kebakaran hutan dan lainnya.
Pesantren sebagai bagian penting kehidupan masyarakat sangat diharapkan keterlibatannya dalam pengelolaan bencana ini. Lembaga pendidikan keagamaan ini bisa menjadi pusat penanganan bencana berbasis komunitas.<>
Untuk meningkatkan kesadaran pesantren terhadap masalah kebencanaan, diperlukan integrasi pendidikan risiko bencana dalam kurikulum pesantren.
Demikian dikatakan oleh KH Muhammad Ridwan, pengajar di pesantren Darussalam Watucongol Magelang dalam “Pelatihan Manajemen Resiko Bencana Bagi Guru/Ustadz) dan Murid Senior” pada tanggal 7-9 Agustus berlokasi di pesantren tersebut.
“Pendidikan kebencanaan di pesantren akan membantu ustadz atau guru pesantren dalam memainkan peranan penting pada penyelamatan hidup dan perlindungan anggota masyarakat pada saat kejadian bencana,” katanya
Keterlibatan institusi pendidikan pesantren ini sangat penting karena kelompok rentan yang sering menjadi korban adalah anak-anak, khususnya ketika mereka sedang belajar di sekolah atau madrasah saat bencana terjadi.
Bencana seperti gempa bulan Oktober 2005 di Pakistan telah menewaskan 16.000 anak yang sedang belajar tertimbun gedung-gedung sekolah yang runtuh. “Sangat mendesak adanya berbagai upaya dan langkah yang antisipatif guna melindungi anak-anak dan para santri kita sebelum bencana menimpa dengan dua prioritas yang tidak bisa dipisahkan aksinya yaitu pendidikan tentang resiko bencana dan keselamatan peserta didik dalam lembaga pendidikan,” terangnya.
Upaya memperkuat pesantren dalam pendidikan kebencanaan ini diselenggarakan oleh Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama (CBDRMNU) Kabupaten Magelang bersama Project Manager Unit (PMU) CBDRMNU Jakarta.
Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang guru (ustadz) dan murid senior dari 5 kleompok Kecamatan yang telah dibentuk oleh Santri Siaga Bencana Kabupaten Magelang. Melalui kegiatan ini diharapkan kemampuan komunitas pesantren dalam Manajemen Risiko Bencana akan meningkat.
“Sebagai salah satu upaya CBDRMNU dalam melakukan penguatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana khususnya di lingkungan pesantren, diharapkan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini dapat berpartisipasi aktif,” tandasnya. (mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
2
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua