Penanganan Terorisme Tak cukup Pendekatan Represif
NU Online · Selasa, 27 September 2011 | 05:45 WIB
Solo, NU Online
Sehungan dengan peristiwa aksi pengeboman di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS) Kepunton, Solo, pada Ahad, civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta, khususnya dari mahasiswa program pascasarjana mengecam keras tindakan brutal tersebut. Dari sisi apapun, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan sulit dibenarkan akal sehat.
”Kami jelas merasa prihatin atas perbutan itu. Kami berharap agar aparat terkait segera mengungkap siapa dalang dan jaringan dari peristiwa itu, dan apa motifnya,” kata Solikhin dalam rilis yang dikirimkan ke NU Online.
<>
Para mahasiswa juga berharap agar dalam menangani aksi teror, pemerintah tidak hanya menggunakan pendekatan represif saja. Karena tindakan represif terbukti belum mampu menghentikan aksis teror di negeri ini.
Salah satu pendekatan yang bisa dijadikan alternatif dalam menangani aksi teror adalah pendekatan persuasif. Yakni, mengajak berdialog dengan kelompok-kelompok yang dicurigai berkaitan dengan aksi seperti itu.
Karena itu, akan lebih baik jika pelaku teror bisa ditangkap hidup-hidup. Sehingga dari sana akan diketahui apa motivasinya dan siapa saja jaringan yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, pemerintah diharapkan bisa terus mendorong berkembangnya sikap toleransi (tasamuh) dalam menghadapi perbedaan di negeri ini. Sikap toleransi bisa dikembangkan lewat jalur pendidikan maupun dalam praktik sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan berkembangnya sikap tasamuh, maka semangat ke-bhinneka tunggal ika-aan, persaudaraan dan persatuan bangsa ini akan tetap terjaga dengan baik.
”Kami berharap, aksi teror ini menjadi peristiwa yang terakhir dan tidak terulang di tempat lain di negeri ini. Karena aksi seperti itu sangat menggangu keamanan dan ketenangan masyarakat luas,”
Mereka juga menghimbau masyarakat agar tidak terpancing oleh aksi teror tersebut. Percayakan kepada pemerintah dan aparat terkait untuk menangani aksi tersebut. Yakinlah, bahwa pelaku aksi teror akan menjadi musuh bersama di tengah kehidupan bangsa ini yang sesungguhnya mencintai kedamaian dan ketentraman.
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua