Jakarta, NU.Online
Sedikitnya 200 orang dari berbagai agama berkumpul di lobi Hotel JW Marriott, Jakarta, Senin, mengadakan doa bersama bagi para korban bom di hotel tersebut.
Doa keprihatinan itu dipimpin oleh lima pemuka agama yang ada di Indonesia, masing-masing Islam, Katholik, Kristen, Budha, dan Hindu. Prosesi doa berlangsung sekitar 30 menit di lobi hotel yang terlihat masih berantakan akibat ledakan yang diduga dari bom berkekuatan tinggi.
<>Suasana haru tampak mewarnai prosesi doa, saat para pemuka agama yang tampil memimpin acara doa menyampaikan kepedihan hati yang disuarakan secara tenang namun tegas. Peserta doa bersama terlihat menitikan air mata ketika pemuka agama mengajak seluruh yang hadir mengenang korban yang kebanyakan dari rakyat kecil.
Hadirin juga mengutuk tindakaan yang dianggap sebagai teror tidak saja bagi masyarakat Jakarta atau Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat dunia. Sejumlah tokoh masyarakat, kalangan diplomat, Gubernur DKI Jakarta, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, tampak hadir di antara peserta doa bersama tersebut.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrachman Wahid, Dubes AS untuk Indonesia Ralph Boyce, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan I Gede Ardika, Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Yanti Sukamdani. Selain itu, juga hadir keluarga korban yang tewas akibat ledakan bom pada Selasa pekan lalu (5/8). Akibat ledakan bom sedikitnya 11 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Disaksikan petugas keamanan dan aparat kepolisian serta pekerja hotel suasana berlangsung khidmat dan membuat pejalan kaki yang melintas turut bergabung menyampaikan doa.
Islam larang Cara Kekerasan
Ditempat yang sama Abdurrachman Wahid, menegaskan bahwa agama Islam melarang tindakan bunuh diri, apalagi sampai mengakibatkan kematian bagi kalangan sipil.
"Pandangan Islam, bunuh diri itu tidak boleh, apalagi sampai membunuh orang seperti itu," kata Abdurrachman Wahid usai mengkuti doa bersama para pemuka agama di lobi Hotel Marriott Jakarta, Senin. Abdurrachman Wahid mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan seputar pandangan Islam terhadap tindakan bom bunuh diri.
Menurut Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, bom bunuh diri atau bukan jelas merupakan tindakan teroris. Apalagi jika mengingat korban yang ditimbulkannya, yaitu warga sipil.
Menyinggung soal tudingan keterlibatan kelompok Jemaah Islamiyah (JI) dalam aksi bom di Hotel JW Marriott, mantan Presiden RI yang akrab disapa Gus Dur itu enggan berkomentar. "Saya sudah mendengar isu tersebut, namun saya tidak mau ngomong," katanya dengan nada santai.
Pria kelahiran Jombang, Jawa Timur yang akan menerima penghargaan "World Peace Prize" dari World Peace Prize Awarding Council, juga mengecam keras tindakan bom bunuh diri yang menewaskan 11 warga sipil serta ratusan luka-luka lainnya (Ant/Gt/Cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
4
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
5
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
6
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
Terkini
Lihat Semua