Warta

Pemuda Muslim Australia ke IAIN Surabaya

NU Online  ·  Kamis, 28 Mei 2009 | 01:21 WIB

Surabaya, NU Online
Lima pemuda dari delegasi Australian Moslem Youth Exchange Program mengunjungi kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya untuk belajar tentang Islam di Indonesia dalam kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. Aktivis muslim Australia itu diterima Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Dr Nur Syam MSi, Rabu (27/5).

Mereka terdiri atas kalangan pengacara, aktivis masjid, relawan sosial, aktivis LSM, dan polisi dari beberapa negara bagian di Australia. Delegasi didampingi Sanchi Davis, selaku Sekretaris Bidang Kebudayaan Kedutaan Autralia dan Josephine Ratna dari Australia Education Center.<>

"Mereka dari minoritas Muslim Australia yang ingin tahu banyak tentang Islam di Indonesia dalam kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan," kata Nur Syam.

Karena itu, menurut Nur Syam, kelima muslim Australia itu akhirnya dipertemukan dengan dosen dan mahasiswa Pascasarjana IAIN Surabaya yang ahli di bidangnya sesuai harapan tamu dari Australia itu. Mereka berdiskusi dengan enam dosen dan mahasiswa IAIN Surabaya. Yakni Dr H Abdul Kadir Riyadi, Lc., MSi. (sejarah masuknya Islam di Nusantara), A Imam Mawardi (hukum Islam di Indonesia), Masdar Hilmy (relasi Islam dan demokrasi di Indonesia), Achmad Zaini (pendidikan Islam di Indonesia), Hanun Asrochah (kesetaraan gender pada kehidupan muslim di Indonesia), dan Khoirun Ni'am (gerakan pemikiran intelektual muslim di Indonesia).

Menurut Nur Syam, mereka ingin berdiskusi tentang implementasi pendidikan Islam di Indonesia, respon Islam terhadap demokrasi di Indonesia, perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, dan relasi Islam dan politik di Indonesia. Sebaliknya, katanya, dosen dan mahasiswa Pascasarjana IAIN Surabaya juga akan mendapatkan informasi tentang perkembangan Islam di Australia, khususnya dari negara-negara bagian di Australia, di antaranya Melbourne, Perth, dan Sidney.

"Ke depan, kami akan mengupayakan dialog Muslim di Australia dan Indonesia secara lebih intensif dengan topik-topik yang disepakati bersama, sehingga tercapai kesamaan pandangan dalam menyikapi perbedaan antara Australia dan Indonesia," tuturnya.

Josephine Ratna menuturkan, kunjungan itu bertujuan pada pemahaman tentang perkembangan Islam dari kelompok intelektual kedua negara (Indonesia dn Australia).

"Dengan adanya pemahaman tentang Islam diharapkan nanti masyarakat Indonesia dan Australia lebih dapat memahami Islam secara utuh dan tidak terpisah-pisah. Mereka ingin memahami Islam di Indonesia secara utuh," katanya. (ant/mad)