Warta

Pemerintah Pilih Tunda Pemekaran Papua

NU Online  ·  Rabu, 27 Agustus 2003 | 20:22 WIB

Jakarta, NU.Online
Pemerintah menunda pemekaran daerah di wilayah propensi Papua, menyusul maraknya aksi pro kontra serta tindakan kekerasan antar kelompok dan untuk sementara kebijakan pemerintah tersebut menjadi status quo. Pemerintah juga akan melihat kembali tiga perangkat hukum yang mendukung proses pemekaran wilayah di Papua tersebut.

Dalam konfrensi pers usai rakor polkam, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan bahwa penundaan tersebut berkaitan dengan terjadinya aksi kerusuhan penolakan terhadap pemekaraan wilayah di Timikia, Irian Jaya pada tanggal 24 Agustus lalu. Penundaan pemekaran dikatakan Susilo juga akan di barengi penataan kembali perangkat hukum yang melatar belangkanginya.

<>

Susilo menjelaskan perangkat yang akan di tata kembali yakni undang-undang 45 tentang pemekaran wilayah, undang undang 21 tahun 2001 serta Impres no 1 tahun 2003 berkaitan tentang pemekaran di wilayah Papua. Pemerintah juga akan merumuskan kembali tentang pembagian wilayah di Papua termasuk garis-garis pembatasnya yang lebih cocok yang ditinjau kembali. Peninjauan kembali dikatakan Susilo dengan melihat kepada segi sosial budaya, keseimbangan ekonomi dan faktor-faktor lain.

Susilo menambahkan status quo atas pemekaran di Papua tersebut diberlakukan hingga aksi fundamentalis atau kekerasan antar kelompok tidak terjadi. Menurut rencana 250 kepala suku di wilayah pemekaran akan diundang dalam suatu pertemuan yang dilakukan oleh Kapolri di Papua. Hal ini dilakukan dalam rangka pendekatan secara persuasif kepada sitiap kelompok dalam usaha pemekaran wilayah.

Sementara itu Kasad Jenderal Ryamizard Ryacudu, telah mengirimkan satuan kavaleri yang setiap saat siap membantu aparat kepolisian dalam memulihkan keamanan. Ia mengatakan keamanan di Timika sudah membaik, dan Gubernur maupun Kapolda sudah melakukan pertemuan dengan kelompok masyarakat yang bertikai.

Kerusuhan Timika pecah sejak dideklarasikannya Provinsi Irian Jaya Tengah pada 23 Agustus lalu, dan  mengakibatkan tiga orang tewas dan puluhan luka-luka.Menurut Kasad, pihaknya selalu siap mengirimkan pasukan untuk membantu aparat kepolisian dalam memulihkan keamanan di Timika. (Cih)