Warta

PBNU: Ulama Mesti Lebih Bijak Sampaikan Kritik

NU Online  ·  Rabu, 19 Januari 2011 | 09:40 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menegaskan bahwa ia bukannya tidak menyetujui pernyataan tokoh-tokoh lintas agama terkait kinerja pemerintah, melainkan ia menyayangkan penggunaan bahasanya. Kaum agamawan menurutnya harus mencari bahasa yang lebih layak bagi agamawan dalam menyampaikan kritik. Demikian disampaikan Kang Said dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, hari ini Rabu (19/1).

"Kaum agamawan atau ulama itu harus lebih bijak dalam menyampaikan kritik. Karena kita bukan LSM atau mahasiswa. Kalo saya sebagai Ketua NU bahasanya kasar, bagaimana nanti warga NU yang lapis bawah?," katanya.<>

Kang Said sepakat bahwa ada banyak kekurangan dari pemerintah sekarang, sebagaimana dilansir oleh pernyataan bersama tokoh-tokoh agama. Penegakan hukum seperti jalan di tempat, begitu juga dengan peningkatan kesejahteraan. Oleh karenanya pemerintah juga harus bekerja lebih keras untuk mewujudkan tanggungjawab dan janji-janjinya.

"Saya sendiri menangkap kesan bahwa pemerintah masih terobsesi pada pertumbuhan tapi melupakan pemerataan. Ini harus dibenahi," kata Kang Said.

Menurut kiai asal Cirebon ini, dirinya sudah sering menyatakan ketidaksetujuannya atas langkah pemerintah memprivatisasi sektor-sektor vital seperti air, BBM dan hutan.

"Karena dalam Islam ada hadist yang berbunyi al-ma u wan naaru wal kala u lil jami'i (air, api dan rumput adalah haknya masyarakat). Tapi semua kritik itu saya sampaikan dengan cara yang lebih sopan, yang lebih sesuai dengan nilai-nilai keulamaan," sambungnya lulusan Universitas Ummul Quro Makkah ini.

Sikap Kang Said yang cenderung berbeda memang memunculkan banyak anggapan dan prasangka, dan ia menyadari itu. Tapi itu konsekuensi dari sikap menjaga sikap keulamaan.

"Yang jelas NU bukan pendukung pemerintah, dan saya bukan anteknya SBY. Kalau saya orangnya Pak SBY, saya pasti sudah kaya," katanya diiringi tawa.

Ketika ditanya kenapa Kang Said sebagai ketua organisasi Islam terbesar di Indonesia tidak terlibat dalam pernyataan bersama tokoh-tokoh agama, Kang Said hanya bilang singkat, "Saya tidak tahu dan saya tidak diundang." (vic)