Warta

PBNU: Pansus Century Harus Amanah

NU Online  ·  Ahad, 6 Desember 2009 | 04:28 WIB

Jakarta, NU Online
Panitia Khusus Angket Century DPR RI diminta jujur dan amanah dalam menjalankan tugasnya untuk mengusut kasus suntikan dana bailout Bank Century senilai Rp 6,7 triliun. Saat ini gerak gerik para anggota pansus ini sedang  disoroti oleh masyarakat Indonesia.

“Kali ini DPR RI Pansus Century harus kerja jujur dan amanat serta memperkuat yang benar bukan hanya membenarkan yang kuat. Sebab kalau sampai tidak akurat dan ‘ecek-ecek’ , rakyat akan semakin putus asa terhadap negara dan penyelenggaranya,” kata Ketua Umum PBNU KH HAsyim Muzadi di Jakarta, Ahad (6/12).<>

Hasyim mengingatkan, DPR-RI selama ini belum pernah mampu membuktikan dirinya berhasil menyelesaikan perkara besar atau  uang besar. Selalu saja gembos di tengah jalan dengan berbagai pertimbangan  politik pragmatis .

“Yang bisa diselesaikan hanya uang kecil yang tidak cukup dibagi rata. Artinya dalam pandangan masyarakat bangsa, DPR RI masih berjarak dengan representative missionary (amanat perwakilan) dan political morality (moral politik), terlalu banyak trik sinetron-nya,” katanya.

Pansus Century ini sangat diharapkan dapat menunjukkan hasil yang maksimal. Jika tidak masyarakat akan semakin sakit hati dengan wakil rakyat menyusul berbagai kasus yang melibatkan para penegak hukum di Indonesia.

“kekalutan opini tentang kepolisian, kejaksaan, KPK yang berada di ranah hukum legal formal dan keadilan, kemudian disodori kenyataan, bahwa di ranah legislatifpun yang membidangi perundangan, penganggaran serta pengawasan, juga tidak dipercaya. Pasti akan terjadi ketidakpercayaan meluas dan menyeluruh di kalangan rakyat yang sangat berbahaya untuk bangsa . Ini berarti negara  dirusak oleh parlemennya sendiri,” katanya

Ditambahkan, jika panitia angket Century bertindak jujur, amanat, serta tajam dalam memotong kedzaliman, maka diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin akan meningkat.

"Sekalipun belum semua ini akan menolong mengembalikan kepercayaan, karena opini masyarakat saat ini terlanjur rendah terhadap kejujuran pemimpin,” kata Pengasuh Pesantren Al Hikam itu. (nam)