Warta

PBNU Nilai SBY Telat Sikapi Kasus Century

NU Online  ·  Sabtu, 6 Maret 2010 | 08:03 WIB

Surabaya, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlambat dalam menyikapi kasus skandal dana Bank Century. Pidato Presiden SBY kemarin untuk menanggapi hasil akhir Pansus Angket Century DPR RI dinilai sebagai langkah sia-sia dan terlambat.

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menilai seharusnya SBY lebih tepat bersikap demikian di saat kasus bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun belum ramai dibicarakan dan dipansuskan.<>

"Saya kira sebenarnya, kalau presiden mau mengambil alih kasus Century itu sebagai kepala negara jauh-jauh hari akan lebih sederhana. Jadi, sebagai kepala negara punya hak untuk mengambil tindakan atas nama keselamatan negara," kata Hasyim di Surabaya, Jumat (5/3) malam.

Langkah SBY mengambil alih kasus Bank Century, menurut Hasyim, maksudnya adalah SBY atas nama keselamatan negara harus siap bertanggungjawab ke MPR RI saat akhir masa jabatannya. Artinya, jika itu dilakukan, kasus Century diperkirakan tidak akan merembet ke ranah hukum, politik dan administrasi seperti saat ini terjadi.

"Itu kalau SBY mau bertindak dan berposisi sebagai kepala negara. Tapi, saat pidato di Istana Negara kemarin, SBY masih memposisikan sebagai presiden atau kepala lembaga tertinggi eksekutif. Artinya, SBY terpaksa harus membagi mana yang masalah politik, hukum dan administrasi. Ini akan membutuhkan waktu panjang, melelahkan dan mengganggu kinerja eksekutif," tegasnya.

Pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang ini mengkritik SBY terlalu lamban dalam menyikapi kasus Bank Century yang berakibat terjadinya gelombang unjukrasa di berbagai daerah.

"Seharusnya SBY bersikap mengambil alih sebagai kepala negara dulu jauh-jauh hari, sebelum segala sesuatunya diedel-edel seperti ini. Tapi, semuanya sudah terlambat sekarang ini," pungkasnya. (sam)